Seniman Mulai Masuk Sekolah di 16 Provinsi Lewat GSMS
Sebanyak 16 provinsi dan 210 sekolah akan mengikuti Program
Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). GSMS yang akan digelar pada Oktober 2020, merupakan program seniman memberikan pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Dirjen Kebudayaan Hilman Farid menjelaskan seniman yang yang dilibatkan dalam progran ini ialah orang yang memiliki bakat seni dan berhasil menciptakan serta menyelenggarakan karya seni, di antaranya seperti perupa, penyair, dan penyanyi.
Pembelajaran seni yang diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mulai jenjang SD hingga SMA/SMK, antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, maupun seni media.
"GSMS ini bertujuan untuk membantu memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni kebudayaan dan memperkuat karakter pelajar Indonesia dengan cara memberikan pembelajaran seni di sekolah" kata Hilman Farid kepada wartawan secara virtual, Rabu 2 September 2020.
Sekolah sebagai institusi formal selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademisnya dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Namun demikian keseimbangan pada aspek lain yaitu sosial dan emosional harus diperhatikan pula. Keseimbangan tersebut merupakan hak anak sebagai peserta didik yang memiliki beragam kecerdasan, minat, bakat, sehingga mampu mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif dan utuh.
"GSMS diharapkan mampu menginspirasi, memenuhi pendidikan anak seutuhnya, untuk membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan," katanya.
Kegiatan GSMS diharapkan dapat menciptakan warga sekolah yang bisa
mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat. GSMS diselenggarakan melalui dinas pendidikan provinsi, kabupaten, kota yang berkomitmen
melaksanakan kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang tetapkan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan berdasarkan mekanisme sharing dana APBN dan APBD.
Kegiatan GSMS tahun ini bekerjasama dengan 16 Dinas Pendidikan provinsi, kabupaten, kota, yang akan melibatkan 210 orang seniman dari masing-masing daerah yang akan mengajar 4.200 peserta didik di 210 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK swasta dan negeri, kata Dirjen.
Penyelenggaraan workshop untuk seniman dilakukan secara Training of Trainee (TOT) oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan selama bulan September. TOT ini diharapkan dapat menghasilkan seniman yang siap mengajarkan seni budaya kepada para siswa. Materi pembelajaran yang diberikan seniman kepada siswa didik berupa materi yang telah disepakati oleh Dinas, sekolah, dan seniman berupa seni pertunjukan (tari, musik/seni suara, teater), seni rupa, seni media, atau sastra.
Metode pembelajaran GSMS oleh seniman kepada siswa dilakukan secara daring maupun luar jaringan (luring). Pembelajaran didampingi oleh asisten seniman yang berasal dari sekolah, dengan pengawasan dari dinas pendidikan setempat.
Pada akhir proses pembelajaran, Dinas pendidikan setempat dapat menyelenggarakan pertunjukan atau pameran hasil pembelajaran para siswa dengan seniman dengan tetap mengikuti protokol Covid-19.