Mulai Hari Ini, 15.000 Relawan Mahasiswa Dilatih Hadapi Corona
Sekitar 15.000 relawan mahasiswa kesehatan akan dibekali kemampuan tentang pencegahan pandemi corona melalui daring. Pelatihan ini menjadi bagian sangat penting agar para relawan paham dan bertindak sesuai protokol yang diberikan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam
mengungkapkan, pelatihan pembekalan bagi relawan mahasiswa akan dilangsungkan selama tiga hari secara bertahap, terhitung mulai hari ini, Jumat 27 Maret 2020 dengan pemateri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan dan para dokter senior.
"Pelatihan menghadapi Covid-19 ini sangat penting untuk menjaga keamanan dan meningkatkan kompetensi relawan dengan baik. Meskipun lewat daring, pelatihan tetap berjalan optimal dan diharapkan nanti relawan mahasiswa akan berjalan sesuai prosedur yang diberikan," kata Nizam dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng di Jakarta, Jumat 27 Maret 2020.
Dalam keterangan itu juga disampaikan pernyataan Perwakilan WHO Navaratnasamy Paranietharan. Ia mengatakan, kondisi dunia saat ini semakin buruk akibat wabah Covid-19. Pandemi yang tersebar secara global menyerang hampir setiap negara di dunia.
"Dunia harus siap menghadapi pandemi berskala besar, yang terbesar yang pernah terjadi selama satu abad ini. Pesan bagi mahasiswa yang akan menjadi relawan bahwa diharapkan menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan pelajaran berharga dan membantu masyarakat," ungkap Paranietharan.
Dia menambahkan, WHO telah melakukan eksperimen dalam skala besar untuk menangani Covid-19.
WHO membagi percobaan metode penanganan/pengobatan ke dalam empat kelompok besar di mana Indonesia masuk dalam metode penanganan tersebut. Dengan demikian, masyarakat diharapkan akan mendapatkan perawatan sesuai kondisinya.
"Selama masa menjadi relawan, mahasiswa harus mampu menjaga diri. Ambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat selama mengikuti aktivitas. Jika merasakan tekanan selama masa pengabdian, bicaralah kepada dosen atau profesor di tempat kalian agar dapat menenangkan diri," katanya.
Paranietharan juga meminta para relawan tetap tenang, menjaga kesehatan, dan tetap berpikir positif.
"Kami ingin Anda tetap aman. Jadi silakan mengambil langkah-langkah perlindungan dasar yang diperlukan seperti sering cuci tangan, melakukan strategi yang tepat, siapapun yang sakit harap menjauhkan diri, berusaha menjaga jarak secara fisik. Ini adalah langkah-langkah penting untuk menjaga diri Anda tetap aman dan sehat," pesannya.
Gerakan sukarelawan kemanusiaan itu merupakan kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI).
Relawan mahasiswa akan bertugas untuk melakukan program-program preventif dan promotif melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19.
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan, Relawan mahasiswa juga dapat membantu pemerintah daerah melakukan pelacakan (tracing and tracking), membantu pelayanan call center di pusat maupun daerah serta pusat-pusat layanan Covid-19.
“Mari kita tunjukkan bahwa anak-anak muda Indonesia secara sukarela berani dan bisa menyelamatkan nyawa-nyawa masyarakat Indonesia. Mari bersama kita taklukkan pandemi Covid-19. Mari kita tunjukkan bahwa institusi-institusi pendidikan bisa bergerak menjadi ujung tombak melawan pandemi ini," kata Nadiem.
Kemendikbud juga akan berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi negeri untuk menyiapkan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan sebagai sub center tes Covid-19..
“Saat ini terdapat 13 Fakultas Kedokteran dan 13 Rumah Sakit Pendidikan yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai laboratorium untuk tes Covid-19,” kata Nadiem.