Sebanyak 12,8 Juta UMKM Digelontor Bantuan Presiden Rp15 Triliun
Banpres produktif tahun 2021 untuk 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil yang mencapai Rp15,3 triliun mulai dibagikan.
Presiden Jokowi mengatakan bantuan dalam bentuk hibah sebesar Rp1,2 juta per orang tersebut diberikan sebagai bantuan untuk mendorong ekonomi masyarakat pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak langsung oleh pandemi Covid-19.
"Kita berharap ini bisa membantu mendorong ekonomi kita semuanya," kata Presiden saat menyerahkan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada para pelaku usaha mikro di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 30 Juli 2021.
Menurut Kepala Negara, jumlah tersebut terdiri atas dua tahap. Penyalurkan BPUM tahap I sebesar Rp11,76 triliun bagi 9,8 juta pelaku usaha mikro. Penyaluran BPUM tahap II akan disalurkan kepada 3 juta pelaku usaha mikro pada bulan Juli hingga sebelum bulan September 2021, dengan total anggaran sebesar Rp3,6 triliun.
Dalam arahannya, Presiden menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia telah memberikan dampak besar bagi aktivitas perekonomian di berbagai lapisan, mulai dari usaha mikro hingga besar. Kondisi serupa juga dialami tidak hanya oleh pengusaha di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Situasi penyebaran Covid-19 juga dinilai berkorelasi erat dengan aktivitas perekonomian masyarakat. Presiden mencontohkan, pada bulan Januari hingga Mei, situasi Covid-19 sudah mulai melandai sehingga aktivitas perekonomian juga turut bergairah.
Akan tetapi, setelah itu tanpa diduga muncul varian baru dari virus korona, yakni varian delta yang mengguncang perekonomian global. Situasi tersebut membuat pemerintah mengambil keputusan yang sangat sulit dengan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Kita juga sama, begitu virus delta ini muncul juga langsung kasus positif naik secara drastis dan tidak ada jalan lain saat itu karena di Pulau Jawa dan Pulau Bali kita lihat semua titik semuanya merah, tidak ada yang kuning. Sehingga keputusan yang sangat berat kita lakukan yaitu dengan PPKM Darurat karena tidak ada cara yang lain selain itu karena melompat kasusnya. Alhamdulillah sekarang paling tidak bisa kita rem, meskipun turunnya pelan-pelan tapi bisa kita rem," katanya.
Salah satu indikatornya, tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, yang sudah menurun drastis. Kondisi serupa juga dialami oleh tempat-tempat lain di wilayah lain di Pulau Jawa.
"Saya tadi pagi juga sudah ngecek di Wisma Atlet misalnya yang dulu sudah hampir 90 persen, pagi tadi saya cek angka keterisian tempat tidur di angka 38 persen. Dulunya 90 persen, hampir penuh. Ini juga patut kita syukuri. Saya melihat angka-angka tadi di wilayah-wilayah di Pulau Jawa sudah mulai melandai turun pelan-pelan. Tetapi yang di luar Jawa gantian naik. Inilah memang varian delta ini penularannya sangat cepat," ujarnya.
Kepala Negara juga menjelaskan bahwa pemerintah selalu memperhatikan semua aspek dalam pengendalian Covid-19, di mana sisi kesehatannya ditangani dan di saat yang sama aktivitas perekonomian dibuka perlahan. Menurutnya, pemerintah tidak mengambil opsi penerapan kuncitara atau lockdown seperti di negara lain.
"Kemarin yang namanya PPKM Darurat itu kan namanya semi-lockdown. Itu masih semi saja, saya masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit minta untuk dibuka. Saya kira bapak, ibu juga sama mengalami hal yang sama kan? Kalau lockdown kita bisa bayangkan dan itu belum juga bisa menjamin dengan lockdown itu permasalahan menjadi selesai," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Presiden mendorong para pelaku usaha untuk tetap bekerja keras dan tidak putus asa dengan situasi yang terjadi. Presiden juga mendorong agar para pelaku usaha tetap bertahan sekuat tenaga hingga vaksinasi yang secara gencar dilakukan pemerintah telah berhasil membentuk kekebalan komunal di masyarakat.
"Bapak, Ibu semuanya harus bekerja lebih keras lagi dalam situasi seperti ini, bertahan dengan sekuat tenaga meskipun mungkin omzetnya turun sampai 75 persen, turun sampai separuhnya, ya tetap harus kita jalani karena ini kita masih berproses menuju pada vaksinasi 70 persen yang kita harapkan nanti akhir tahun ini bisa kita selesaikan insyaallah. Kalau sudah 70 persen ini paling tidak daya tular dari virus ini menjadi agak terhambat kalau sudah tercapai yang namanya kekebalan komunal atau herd immunity," ujarnya.
Di penghujung arahannya, Presiden juga berpesan agar semua pihak terus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Dengan demikian, penularan virus bisa dikendalikan dan pandemi diharapkan akan segera berakhir.
"Selamat bekerja keras dan kita semuanya berharap agar pandemi ini segera selesai. Jangan lupa terus memakai masker, habis kegiatan cuci tangan, jangan berkerumun, menjaga jarak. Ini penting sekali dalam rangka mencegah penularan lebih meningkat lagi," ujarnya.