Pesantren di Jatim Beroperasi, Pakar Epidemiologi: Tahan Dulu
Pakar epidemiologi menyayangkan kepala daerah di Jatim, yang mengizinkan dibukanya kembali beberapa pondok pesantren. Sebab, sebagian dari pesantren tersebut dinilai masih belum memenuhi standart protokol kesehatan.
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Windhu Purnomo mengatakan, saat ini angka penularan covid-19, masih tinggi. Dengan angka reproduksi efektif atau RT di atas angka 1.
"Saya tidak mengerti apa pertimbangan kepala daerah mengizinkan pesantren dibuka kembali, seharusnya tahan dulu karena Rt masih di atas 1," kata Windhu, ketika dikonfirmasi, Rabu, 17 Juni 2020.
Menurut Windhu, pesantren merupakan salah satu tempat yang memiliki risiko penularan penyakit yang cukup tinggi.
"Saya dulu pernah bekerja sebagai kepala Puskesmas di Mojokerto. Kecamatan saya ada empat pesantren besar dan saya secara periodik mesti mendatangi pesantren untuk melihat kondisi kesehatan para santrinya," katanya.
Di empat pesantren besar tersebut, kata Windhu, para santri biasa melakukan wudhu dalam satu kolam besar, tanpa air mengalir serta tidur berdesakan dalam satu kamar. Hal ini tentu memudahkan potensi penularan penyakit.
"Mereka itu wudhunya di satu kolam yang besar, tidak pakai air mengalir. Kemudian, tidurnya satu kamar berdesak-desakan. Satu sakit mata, semua sakit mata," kata dia.
"Bayangkan kalau pesantren diizinkan dibuka lagi, sementara kondisi belum aman," katanya.
Ia menambahkan, sekolah umum saja belum berani dibuka terutama di zona merah dan kuning, karena masih berpotensi terjadi penularan.
"Wong pendidikan yang tidak menginap saja kita tunda dulu. Ini pesantren yang semua siswanya menginap malah disuruh masuk. Menurut saya anak-anak ini sangat berisiko, jadi jangan terburu-buru dulu," ujarnya.
Meski demikian, ia tak membantah, ada sejumlah pesantren di Jatim yang siap menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya yakni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo.
Maka dari itu, jika pesantren tetap ingin kembali buka, Windhu meminta pengasuh dan pengurus pondok menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti mengatur jarak, memakai masker, pengecekan suhu tubuh dan lainnya.
"Ada pesantren yang lebih siap seperti Gontor. Tapi banyak pesantren di Jatim itu kondisi sanitasinya tidak bagus," katanya.