SDN Bimo di Probolinggo Rusak, Agar Tak Bocor Genteng Ditutup Banner
Kerusakan infrastruktur gedung sekolah negeri di Kabupaten Probolinggo sering terjadi. Kali ini dialami gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Desa Bimo, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, yang sudah sejak sekitar dua tahun lalu rusak. Kerusakan di SDN Bimo terjadi di tiga ruang kelas dan satu ruang guru. Kondisi terparah terlihat di ruang kelas VI.
“Kelas-kelas yang lain juga rusak, tetapi ruang kelas VI paling parah. Seluruh plafonnya sudah lama runtuh sehingga terlihat gentengnya,” kata Kepala SDN Bimo, M. Juri kepada wartawan, Kamis, 8 Agustus 2024.
Selain itu hampir semua bagian atas keempat ruangan tersebut mulai digerogoti rayap. Bahkan di kelas VI, sudah tidak ada plafon yang tersisa. Juri menjelaskan, total siswa di SDN Bimo saat ini mencapai 91 siswa. Rinciannya, kelas I 15 siswa, kelas II 16 siswa, kelas III 14 siswa, kelas IV 11 siswa, kelas V 14 siswa, dan kelas VI 21 siswa.
Terkait perbaikan ruang kelas dan ruang guru, Juhri mengatakan, sudah disampaikan kepada Pemkab Probolinggo. "Survei dari dinas untuk empat ruangan ini sudah dilakukan Februari lalu, tapi kapan direhabnya, kami belum tahu,” ujarnya.
Meski kondisinya rusak, ruang-ruang kelas tersebut masih tetap digunakan untuk kegiatan belajar - mengajar (KBM). Sebab, ruangan di sekolah tersebut memang terbatas.
Yang memprihatinkan, kata Juhri, jika musim penghujan kelas-kelas yang rusak itu pada bocor. “Bocor semua karena gentengnya sudah berhamburan, dipasangi banner untuk menutupi tetap bocor,” Subaidah, walikelas VI SDN Bimo.
Saat kondisinya demikian, sebagian guru dan murid terpaksa harus menunggu kelas lainnya selesai belajar dan pulang sekolah untuk dipinjam kelasnya agar bisa digunakan siswa kelas VI. Bahkan terkadang KBM kelas VI SDN Bimo digelar di ruang kelas Taman Kanak-kanak (TK) yang berada di kompleks halaman SDN Bimo.
Kondisi kelas VI, kata Subaidah, semakin parah karena sempat tertimpa pohon beringin yang timbang, beberapa bulan lalu. Tumbangnya pohon beringin saat musim penghujan itu membuat banyak genteng kelas VI berjatuhan.
Subaidah juga menambahkan, penderitaan siswa di SDN Bimo diperparah dengan tiadanya kamar mandi yang layak. Dikatakan para guru yang memerlukan kamar mandi terpaksa “nunut” ke kamar mandi di SMPN 1 Pakuniran di seberang jalan. "Para guru numpang kamar mandi di SMPN 1 Pakuniran, kalau para siswa lari ke sungai,” katanya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indaryati mengatakan, SDN Bimo memang sudah masuk dalam data untuk direhab pada tahun 2024. Namun, pelaksanaannya belum dapat dipastikan. "Sebab masih proses di e-catalog. Kalau e-catalog-nya lancar, maka segera kami perbaiki," katanya.
Sri menjelaskan, proyek rehab di SDN Bimo hanya untuk empat ruangan (tiga ruang kelas dan satu ruang guru). Sehingga tidak ada anggaran untuk perbaikan kamar mandi di SDN Bimo. "Kami utamakan ruang kelas dan ruang guru dulu agar siswa bisa nyaman saat belajar. Untuk toilet, itu nanti bisa menggunakan dana BOS,” katanya.
Advertisement