Scary Weekend, Pesta Halloween di Boulevard Riyadh Arab
Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara Islam konservatif. Tidak pernah merayakan pesta Halloween. Perayaan ini dianggap berbau asing. Namun tahun ini berbeda. Tak ada larangan menggelar pesta Halloween.
Para anak muda hingga usia tua bebas merayakan pesta kostum bertema setan. Kebebasan ini dirasakan di era kepemimpinan Mohamed bin Saud (MBS). Pria 37 tahun ini naik takhta pada 2015. Sejak itu, ia mulai menghilangkan dan menghapus sejumlah larangan. Misalnya, perempuan boleh menyetir, memiliki SIM, nonton film di bioskop hingga nonton bola di stadion.
Kini, giliran pesta Halloween yang semarak digelar. Acara bertema Scary Weekend (pekan menyeramkan) digelar di Boulevard, Riyadh, Arab, Minggu 30 Oktober 2022 waktu setempat. Peserta pesta Halloween bebas biaya masuk ke Boulevard. Syaratnya, mereka wajib mengenakan kostum menyeramkan ala setan.
Salah satu warga, Abdulrahman, datang dengan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo. Abdulrahman baru pertama kalinya merayakan Halloween di negaranya.
"Ini perayaan keren, jujur, dan ada spirit kegembiraan. Soal haram atau halal, saya tidak tahu soal itu. Kami merayakannya untuk seru-seruan dan itu saja," ujarnya kepada Arab News.
Khaled Alharbi datang bersama keluarganya, memakai kostum dokter dan perawat yang dipenuhi darah. "Saya ke sini cuma untuk bersenang-senang," ujarnya.
Pesta Halloween di Riyadh ditutup dengan pertunjukan kembang api, disertai suara dan dekorasi menyeramkan.
Pesta Halloween Disebut Hoax
Kabar Arab Saudi, khususnya Riyadh, mengadakan pesta Halloween sampai juga di telinga netizen Indonesia. Banyak yang meyakini itu bukanlah pesta Halloween namun hanya Riyadh Season dengan tema seram.
"Bukan. Arab tidak merayakan Halloween. Tapi, ini dalam rangka Riyadh Season atau FII ke 6 di Riyadh yang akses masuknya mengharuskan mengenakan kostum apapun," tulis salah satu netizen.
Namun tak sedikit juga yang menyayangkan jika Arab Saudi yang dikenal negara Islam melakukan pesta Halloween mirip Barat.
"Tenang saja, kiblat umat Islam buka Arab Saudi kok, tapi Ka'bah (Mekkah)," timpal yang lain.
Apapun sebutan acara yang diselenggarakan di Riyadh tersebut, beberapa media luar negeri telah menyebutnya sebagai "Pesta Halloween". Bahkan The New York Times memberitakan acara tersebut dengan tagline, "Hanya beberapa tahun yang lalu, pesta Halloween di Arab Saudi berarti penangkapan. Tapi sekarang, "akhir pekan horor" yang disponsori pemerintah berarti toko kostum yang terjual habis dan badut menakutkan."
Advertisement