SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Jika Benar Terima Rp177 Triliun
Presiden RI Ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya buka suara terkait isu yang beredar di berbagai media yang menyebutnya melakukan pencucian uang Rp177 triliun berkaitan dengan bailout Bank Century pada dekade 10 tahun atau saat dirinya menjabat presiden.
"Tangkap dan penjarakan saya kalau fitnah itu benar. Kalau tidak benar, saya tuntut yang mengeluarkan dan menyebarluaskan fitnah itu sebesar Rp177 triliun (sama dengan angka yang dimuat dalam berita Harian Rakyat Merdeka pada 14 September 2018)," kata SBY seperti dikutip rmol.co.
Jika SBY menang gugatan, maka uang Rp177 triliun itu selanjutnya akan dia serahkan kepada masyarakat kurang mampu. "Kalau memang ksatria dan bertanggung jawab, yang menuduh saya melakukan pencucian uang dengan jumlah yang sulit saya bayangkan itu, apakah orang asing atau sesama bangsa Indonesia, politisi, intel atau Jenderal, termasuk yang ada di barisan penguasa, mari kita selesaikan urusan ini. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Jangan memancing di air keruh," ujarnya.
Di samping itu SBY juga mengatakan "Apa politik itu harus begini? Apakah fitnah yang keji dan pembunuhan karakter terhadap saya ini dikaitkan dengan pemilihan umum 2019 ini? Apakah memang saya dianggap sebagai orang yang mengganggu kepentingan pihak-pihak tertentu di negeri ini? Apakah sebagai warga negara, saya tidak boleh menyampaikan pandangan dan pilihan politik saya? Apakah saya harus mengasingkan diri di sebuah pulau terpencil, seperti di era penjajahan dulu, supaya saya tidak bisa berbicara dan melakukan kegiatan politik?"
SBY juga mengatakan "Dugaan penyimpangan dan korupsi dalam bail-out Bank Century ketika Indonesia terdampak oleh krisis global 2008 dulu, sebenarnya sudah dilakukan berbagai langkah penanganan, baik yang bersifat politik maupun hukum. Yang bersifat politik, DPR RI telah membentuk Pansus dan melakukan langkah-langkah investigasi berskala besar dan telah menghasilkan sejumlah rekomendasi, bahkan dilanjutkan dengan pengawasan".
"Sementara itu, KPK juga telah melakukan tugasnya, guna menindaklanjuti rekomendasi DPR RI, dan hasilnya juga sudah diketahui oleh publik. Meskipun itu bukan domain Presiden, dan bukan saya pribadi yang mengambil keputusan, berkali-kali saya katakan bahwa bailout Bank Century yang diambil oleh BI dan pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Keuangan, benar-benar untuk menyelamatkan perekonomian kita dari krisis ekonomi global. Tidak ada konspirasi jahat apapun di pihak negara, termasuk pemerintah," kata SBY.
Menurut SBY, Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat itu memiliki niat dan tujuan yang baik. "Sesuai dengan kewenangan yang diberikan Undang-Undang, mereka mesti mengambil keputusan dan kebijakan cepat agar tidak terjadi krisis di bidang perbankan, seperti yang terjadi di tahun 1998 dulu. Semuanya sah. Saya sangat yakin, tak ada penyimpangan hukum, apalagi korupsi, yang dilakukan Pak Boediono dan Ibu Sri Mulyani. Pak Boediono, Ibu Sri Mulyani, Para mantan Menteri KIB dulu hampir semuanya masih ada. Bicaralah. Sampaikan kebenaran. Jangan takut," ujarnya.
SBY juga membandingkan dengan penanganan kasus-kasus besar yang lain. "Coba bandingkan apa yang dilakukan DPR RI dan penegak hukum terhadap Bank Century dengan kasus-kasus besar yang lain, misalnya kasus BLBI. Dugaan penyimpangan BLBI jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Bank Century. Namun, masyarakat menilai sepertinya kasus ini mengendap atau menghilang. Padahal, yang diinginkan rakyat adalah keadilan, termasuk keadilan dalam penegakan hukum."
SBY juga mengatakan dirinya tak mau latah mengatakan bahwa dimunculkannya isu Bank Century ini sebuah pengalihan isu.
"Tak baik menuduh ini sebagai pengalihan isu. Namun, sebagian masyarakat memang mengatakan ketika ada penegakkan hukum yang tengah dilakukan KPK, dan menyebut nama-nama tokoh besar beserta sejumlah partai politik, SBY & Demokrat diserang lagi."
SBY juga mengenang ketika Pilkada Jakarta 2017 berlangsung, dan dirinya dihajar bertubi-tubi lantaran dia berseberangan dengan pilihan penguasa.
"Yang saya alami sekarang ini sama dengan ketika Pilkada Jakarta 2017 lalu. Saya dihajar bertubi-tubi. Dari satu fitnah ke fitnah yang lain. Ketika saya datangi orang-orang penting di negeri ini untuk saya lakukan klarifikasi, semuanya menyangkal dan cuci tangan. Tapi, saya ini, bukan anak kecil."
Dalam kesempatan ini, SBY menutupnya dengan menyampaikan "Sampai sekarang masih saja ada yang menuduh SBY, Tim Sukses SBY dalam Pilpres 2009 dan Partai Demokrat, terima aliran dana yang besar dari Bank Century. Seratus persen itu fitnah. Yang memfitnah juga telah di jatuhi hukuman karena secara hukum tidak terbukti. Kenyataanya memang tidak ada aliran dana seperti itu." (man)
Advertisement