Sayed Sadaat, Menteri Komunikasi Afghanistan Kini Kurir Makanan
Sayed Sadaat, merasakan perjalanan hidup seperti putaran roda: kadang di atas kadang di bawah. Ia bergelar Master Komunikasi dan Insinyur Elektronik lulusan Universitas Oxford, sempat kebingungan untuk mendapatkan pekerjaan.
Situasi tidak kondusif memaksa sebagian warga Afghanistan meninggalkan negaranya dan menjadi pengungsi di negara yang lebih aman.
Hal itu pula yang dilakukan mantan Menteri Komunikasi Afghanistan Sayed Sadaat, yang memutuskan pindah ke Jermah sebagai pengungsi sejak tahun lalu.
Namun, kepindahan Sadaat itu menjadi perhatian publik di jagat maya baru-baru ini, sebab ia diketahui beralih profesi sebagai kurir pengantar makanan.
Mengaku Tak Malu
Sadaat yang merupakan lulusan Universitas Oxford itu mengaku tidak malu, untuk banting stir menjadi kurir pengantar makanan dengan menggunakan sepeda di Jerman.
“Untuk saya ini adalah pekerjaan yang menarik. Saya mengekplorasi area yang ada. Saya melihat pedesaan, saya melihat berbagai tempat yang berbeda. Pada waktu yang bersamaaan ini juga merupakan olaharaga. Anda lihat sepeda ini seperti fitness fisik. Saya mengayuh 1.200 km tiap bulannya,” ungkap Sadaat dalam wawancara di AFP, dikutip Jumat 3 Agustus 2021.
Sadaat diketahui menjabat sebagai Menteri Komunikasi Afghanistan pada 2018 – 2020, namun akhirnya mengundurkan diri karena tidak tahan dengan praktek korupsi di pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
“Itu tidaklah masalah. Saya sebelumnya menjabat sebagai seorang menteri melayani rakyat. Dan sekarang saya bekerja sebagai kurir sepeda di Lieferando memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pekerjaan ini masih sama untuk melayani masyarakat,” tambah Sadaat kepada South China Morning Post.
Menurut Sadaat ia tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai pengungsi di Jerman.
Siap Bayar Sewa
“Setiap orang harus bekerja jika Anda memiliki pengeluaran, membayar sewa, memerlukan uang untuk makanan, akomodasi, maka Anda harus bekerja. Dan itu bukan berarti ketika Anda pernah menjadi menteri, kemudian Anda hanya berdiam diri di rumah tanpa pekerjaan dan apapun,” ungkapnya.
Sadaat mendapatkan kritikan di Afghanistan karena bekerja sebagai kurir pengantar makanan, meski demikian ia merasa bahagia dengan profesi barunya.
“Pekerjaan yang saya lakukan ini adalah pekerjaan normal,” ucap Sadaat.
Lulusan Universitas Oxford,
Sadaat yang bergelar Master Komunikasi dan Insinyur Elektronik lulusan Universitas Oxford, sempat kebingungan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latarbelakang pendidikan dan terkendala bahasa setempat.
Pria 49 tahun itu saat ini menghabiskan waktu empat jam tiap harinya untuk belajar bahasa Jerman di sekolah bahasa serta bekerja selama enam jam perhari.
Data menunjukkan jumlah pengungsi Afghanistan di Jerman naik 130 persen sejak awal tahun ini.