Sayang, Peluang Ekspor Pisang Tanduk Lumajang Tak Bisa Dipenuhi
Pisang agung yang merupakan komoditas buah unggulan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diekspor ke Malaysia untuk memenuhi permintaan pasar di negara tersebut.
"Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian Jatim bekerja sama dengan pihak eksportir (CV Bintang Perkasa) telah mengekspor sekitar 18 ton pisang tanduk atau pisang agung dan 9,8 ton pisang kepok di kawasan Puspa Agro Sidoarjo ke Malaysia," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto di Lumajang, Selasa.
Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang mendukung pasokan yang cukup besar dalam kegiatan ekspor hasil produksi pertanian dan perkebunan, khususnya untuk komoditas pisang jenis tanduk atau agung ke negeri Jiran Malaysia.
Menurutnya, buah pisang lokal Indonesia memang sangat diminati di negara lain seperti Jepang, Singapura dan Malaysia, baik untuk dikonsumsi maupun industri. Sebagai gambaran permintaan pisang dari Malaysia cukup tinggi yakni minimal dua kontainer atau 36 ton per minggu atau sekitar 144 ton per bulan.
"Untuk saat ini, Indonesia masih belum mampu untuk menyediakan pisang sesuai dengan keinginan negara tujuan, namun pasokan pisang yang bisa dipenuhi hanya bisa memenuhi kurang dari satu kontainer per bulannya," tuturnya.
Ia mengatakan konsumen Malaysia membutuhkan buah pisang dalam volume besar dan tingkat kematangannya sekitar 80 persen, sehingga permintaan pisang agung dipasok dari Kabupaten Lumajang dan Tulungagung, namun Malaysia juga membutuhkan pisang kepok yang sementara ini harus didatangkan dari luar Jawa Timur.
"Ekspor pisang tersebut merupakan yang kedua kalinya dalam tahun 2019, karena sebelumnya telah dilakukan pada 28 Juli 2019 lalu dengan kapasitas 26 ton pisang tanduk atau pisang agung," katanya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang telah gencar melakukan aksi gerakan tanam pisang agung bersama petani pisang untuk mendukung kegiatan ekspor buah pisang agung yang merupakan komoditas buah unggulan Kabupaten Lumajang tersebut.
"Sejak November 2018, kami melakukan aksi gerakan tanam pisang agung dengan harapan petani pisang yang ada di wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Gucialit, Candipuro, dan Pronojiwo bisa mengikutinya untuk mengembangkan komoditas pisang agung di Lumajang," ujarnya.
Donny berharap petani pisang di Kabupaten Lumajang bisa bersama-sama untuk mengembangkan komoditas pisang agung, sehingga nantinya Lumajang dapat memenuhi pasokan komoditas pisang yang dibutuhkan oleh eksportir.
"Dalam waktu dekat, kami akan menindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan antara Pemkab dengan eksportir untuk lebih meningkatkan kerja samanya, agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani pisang di Lumajang," katanya.