"Saya Kopral, Tuan !", Ini Humor Meluruhkan Urat Nadi
Humor terkadang menegangkan, meski ujungnya bikin gerrrr. Tapi, juga kadang ada humor yang justru meluruhkan urat nadi. Ada dikenal black humor: humor yang kecut tapi bikin geli.
Suatu fragmen bersejarah. Peristiwa ini terjadi sekitar 1780-an, menjelang Kemerdekaan Amerika Serikat.
Seorang tentara sedang marah dan membentak-bentak dua orang prajuritnya yang tidak mampu mengangkat sebuah balok yang cukup besar dan berat untuk dipindahkan.
Dua prajurit tampaknya sudah bersungguh sungguh untuk mengangkat. Tapi apa daya, balok sangat berat, diperlukan seorang lagi untuk memindahkannya.
Ketika itu, sang Kopral cuma membentak-bentak tanpa ikut mengangkat.
Maka lewatlah seorang penunggang kuda, dan ikut menyaksikan betapa susahnya dua prajurit itu memindahkan balok yang berat itu. Maka si penunggang kuda meminta kepada Kopral, "Tolong dibantu mengangkat dong, kalau tambah seorang lagi pasti bisa terangkat .... "
Sang Kopral, setengah melotot, membentak kepada si penunggang kuda : "Saya ini Kopral, Tuan .... "
Maksudnya, seorang Kopral itu memberi komando, bukan pelaksana.
Si penunggang kuda terdiam sejenak. Tidak marah. Bahkan, kemudian turun dari kudanya, dan ikut membantu prajurit memindahkan balok berat tersebut.
Akhirnya, balok bisa dipindahkan.
Kemudian si penunggang kuda naik ke atas kudanya kembali. Sambil berkata kepada Sang Kopral : "Lain kali, kalau Anda butuh tenaga lagi, tolong hubungi saya ya. Nama saya: George Washington."
Apa pesan moral dari cerita ini? Ternyata di atas gunung masih ada langit.
George Washington, akhirnya terpilih menjadi Presiden pertama Amerika Serikat 1789-1797. Dikenal sebagai Jenderal dan negarawan yang hebat yang berhasil menghantarkan Amerika Serikat menuju ke Kemerdekaan AS dari Britania Raya.