Saudagar Pelit Tenggelam di Sungai, Jawaban dan Pembuktian
Dalam kisah-kisah humor, khusunya humor sufi, hal yang tak mungkin bisa terjadi. Khususnya dalam bentuk dialog yang mencerahkan pikiran kita.
Kisah Nasruddin Hoja cukup banyak beredar di masyarakat, khususnya publik pembaca Muslim yang menyukai kisah sufi. Sebagaimana humor berikut bisa menjadi hikmah sederhana dari renungan kita.
Saudagar Pelit Tenggelam di Sungai
Pernahkah kita bertemu atau kenal orang seperti saudagar di bawah ini? Aduh, betapa sedih dan tak paham bagaimana bisa ada orang seperti itu.
Suatu hari, Khawja Nasruddin, atau yang di Indonesia lebih dikenal sebagai Nasruddin Hoja, mengikuti penamaan Barat, berjalan-jalan di tepi sungai bersama kawan-kawannya.
Entah bagaimana, salah satu mereka terpeleset tercebur ke sungai. Ia seorang saudagar kaya yang terkenal pelit dan egoistik. Kawan-kawannya berupaya menolong.
Salah satu mengulurkan tangan, berkata, "Berikan tanganmu."
Berkali-kali ia menyeru, tetapi saudagar yang sudah hampir tenggelam karena tidak bisa berenang itu tidak mengulurkan tangannya.
Nasruddin, yang tahu sifat orang itu, berkata sambil mengulurkan tangannya, "Ambil tanganku."
Dengan segera si saudagar menyambut tangan Nasruddin, dan ia pun ditarik ke luar sungai.
Menghitung Jumlah Rambut
Alkisah, Khawaja Nasruddin mendapat tamu tiga orang yang dianggap bijak yang ingin menguji kearifannya.
Orang pertama bertanya, “Khawaja, tolong beritahu kami di mana pusat bumi ini.”
Khawaja menjawab, “Tepat di bawah telapak kaki saya.”
“Bagaimana kita bisa membuktikan kebenaran jawaban itu?”
Khawaja menjawab, “Kalau tidak percaya, ukur saja sendiri.”
Giliran orang kedua mengajukan pertanyaan, “Khawaja, berapa jumlah bintang di langit?”
“Jumlah bintang yang ada di langit itu sama dengan jumlah seluruh rambut di tubuh keledai saya ini.” Orang kedua tak bisa menangkis jawaban itu.
Orang ketiga yang kesal dengan jawaban cerdik Khawaja Nasruddin, bertanya, “Nampaknya Khawaja tahu banyak tentang keledai. Tolong beritahu saya jumlah bulu yang ada di ekor keledai ini.”
“Jumlah bulu di ekor keledai ini sama dengan jumlah rambut di janggut saudara.”
“Bagaimana Khawaja bisa membuktikannya?”
“Begini. Saudara cabut satu rambut dari ekor keledai saya, lalu saya akan mencabut satu rambut dari janggut Anda. Kalau jumlah totalnya sama, apa yang saya katakan benar. Kalau jumlahnya tidak sama, berarti saya keliru.”