Satwa Mati, DPRD Ingin Pemkot Terbuka Mengenai Kondisi KBS
DPRD menyebut bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) harus transparan terkait kondisi Kebun Binatang Surabaya (KBS). Setelah kematian gajah dan anoa dalam rentang waktu yang tidak jauh.
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengatakan, Pemkot harus transparan dalam memberikan kondisi terkini KBS. Terutama mengenai alasan meninggalnya koleksi hewan gajah dan anoa.
“Setelah gajah dan sekarang anoa (yang meninggal). Jadi tentu yang dibutuhkan masyarakat itu transparansi,” kata Reni, ketika dikonfirmasi, Minggu, 23 Januari 2022.
Transparansi tersebut, kata Reni, yang pertama mengenai alasan kedua hewan itu meninggal dalam rentang waktu yang tak lama. Sebab hal ini tentu membuat masyarakat bertanya-tanya.
“Ketika ada tim yang kemudian meneliti, atas kematian beberapa satwa, sampaikan ke publik, persoalannya ada di mana. Kalau memang problemnya human error harus ada sanksi,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Reni, apabila sudah ditemukan akar permasalahannya langsung dilakukan evaluasi. Dan melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
“Kalau memang ada kesalah managemen, atau ada human eror atau apa pun itu, harus evaluasi secara keseluruhan. Kemudian segera lakukan langkah strategis dan taktis untuk perbaikan,” ucapnya.
Reni mengungkapkan, Pemkot Surabaya harus terbuka mengenai permasalahan yang tengah dihadapi. Sebab, KBS merupakan salah satu objek wisata yang digemari, khususnya oleh warga Surabaya.
“Intinya transparansi, karena masyarakat Surabaya ini kan semakin cerdas, apalagi KBS itu obyek wisata idaman bagi warga. Jangan biarkan masyarakat terus bertanya-tanya,” ujar dia.
Sebelumnya, pasca kematian Gajah Dumbo ternyata ditemukan kasus baru kematian hewan di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Adalah Anoa bernama Bobby, yang mati pada 16 Januari 2022 lalu.
Kepala Seksi Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Agus Supangkat mengatakan, kematian Anoa ini akibat usia yang sudah tua. Usia Bobby 19 tahun. Di mana, hewan asli Sulawesi Tengah ini sudah berada di KBS sejak 2006 lalu.
Agus menjelaskan, sejak 15 Januari 2022 lalu terlihat penurunan nafsu makan pada Bobby dan sudah tidak mampu berdiri. Kemudian manajemen melaporkan ke BBKSDA Jawa Timur.
"Dengan pendampingan BBKSDA, tim medis memberikan tindakan medis berupa pemberian infus intra vena, vitamin, mineral, obat anti kembung, antibiotika, dan pemberian pakan alami. Kemudian dilakukan pengawasan selama 24 jam penuh oleh tim medis dan perawat satwa," kata Agus, Kamis 20 Januari 2022.
Advertisement