Satu Tahun Khofifah-Emil, Inovasi Tanpa Henti
Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak tepat berusia satu tahun. Beragam kemajuan telah diraih. Salah satu yang nampak adalah pertumbuhan ekonomi yang masih di atas rata-rata nasional.
Catatan Badan Pusat Statistik menunjukkan, perekonomian Jawa Timur pada tahun 2019 tumbuh sebesar 5,52 persen dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh 5,50 persen.
"Di Dunia ini yang ekonominya tumbuh 5 persen: satu China, dua India, tiga Indonesia. Harus disyukuri bersama, di antara provinsi di Indonesia sebagai negara ketiga yang tumbuh lima persen, Jawa Timur masih di atas rata-rata nasional," kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
Memasuki tahun 2020, beragam program telah disiapkan. Di antaranya tentang inovasi bertajuk "Harmoni Edukasi Vokasi dan Jatim Cerdas, Menuju Pertumbuhan Berkualitas".
Program ini adalah sebuah transisi berkelanjutan untuk mewujudkan Nawa Cita Presiden Jokowi yang dipadukan dengan Program Vokasi Gubernur Soekarwo dengan Nawa Bhakti Satya program Gubernur Khofifah.
"Dari tujuh mimpi Presiden Jokowi bagi Indonesia 2015-2045, kemudian diderivasikan melalui Nawa Bakti Satya yang satu di antaranya adalah terkait peningkatan SDM melalui bhakti Jatim Cerdas," kata Khofifah.
Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi dipastikan mampu meningkatkan produktivitas ekonomi. Sebaliknya jika pendidikan penduduknya rendah otomatis juga membuat produktivitas juga rendah.
Dari catatan BPS, indeks pendidikan di Jawa Timur mulai 2014 hingga 2018 sebenarnya sudah ada peningkatan. Jika pada 2014 indeks pendidikan hanya 0,58 persen; maka di tahun 2018 telah meningkat menjadi 0,61 persen.
Namun angka ini tetap harus ditingkatkan. Dalam hal strategy membangun SDM, Jawa Timur telah menjalankan beberapa program di antaranya moratorium pendidikan SMA untuk meningkatkan rasio SMK; kemudian revitalisasi pendidikan SMK, hingga pembuatan SMK Mini dan Balai Latihan Kerja.
Dalam hal pembangunan SDM, maka pusat dari inovasi akan diletakkan pada manusianya sehingga mampu meningkatkan harkat dan martabatnya. Karenanya, langkah yang dilakukan juga memasukkan pembangunan di bidang sosial dan budaya.
Dengan kata lain, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka dilakukan peningkatan SDM berbasis Vokasi. Sedangkan untuk sisi sosial pengembangan SDM dilakukan program Jatim cerdas dan sehat, dengan program andalan berupa kesehatan gratis berkualitas (Tis-Tas).
Jatim Cerdas dan Sehat ini dikembangkan di antaranya dengan memberikan aneka tunjangan pada pelatihan kerja, serta tunjangan pada SMK prioritas. Selain itu juga penguatan Bosda Madin, serta bantuan operasional daerah Madrasah Diniyah.
Terkait program sekolah gratis ini, pada tahun 2019 juga telah diberikan beasiswa terhadap 1.280.545 siswa dan pada 2020 dinaikkan menjadi 1.311.440 siswa.
Revitalisasi SMK juga telah dilakukan di mana pada 2019 telah dibangun sarana berupa laboratorium atau studio praktek bagi 154 sekolah.
Pada tahun 2019 juga telah dibangun 100 SMK mini di pesantren. Sebuah program One Pesantren One Product (OPOP) juga telah digerakkan.
OPOP sendiri merupakan program peningkatan kesejahteraan berbasis pesantren. OPOP ini pada dasarnya membuka jaringan pemasaran antar koperasi pesantren serta memfasilitasi pemasaran melalui offline maupun online.
Di tahun 2019, Double Track SMA untuk mengatasi siswa lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi juga telah dilakukan dan telah menyasar 14.000 siswa.
Tak hanya itu, pada 2019, beragam program peningkatan SDM juga telah digelontorkan di antaranya SMA Boarding, pendidikan kesetaraan berbasis vokasi, pelatihan kerja intensif, hingga milenial job center, dan milenial incubation for enterpreunership and inovation.
Dari beragam program inovasi ini, diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur saat ini makin mantab di angka 5,52 persen; kemudian presentase penduduk miskin berkurang menjadi 10,20 persen di bandingkan tahun 2018 sebesar 10,85 persen. Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka juga berkurang menjadi 3,92 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar 3,99 persen.
Advertisement