Meski Ada Siswa yang Positif Covid-19, SMAN 22 Tetap Gelar PTM
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan tidak ada klaster virus corona atau Covid-19 dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 22 Surabaya. Hal ini ditegaskan karena hanya satu siswa yang ditemukan terpapar Covid-19, sedangkan hasil tracing yang menyasar 36 siswa dan 56 guru semuanya dinyatakan negatif.
Karena itu, kata Eri, saat ini pelaksanaan PTM di SMAN 22 Surabaya sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri PTM dapat kembali dilaksanakan.
"Ada aturan di SKB 4 Menteri, kalau lima persen dari yang diacak ternyata positif harus dihentikan. Kalau gak lima persen kelasnya saja yang dihentikan dan yang lainnya boleh jalan, aturannya sudah jalan. Seperti SMAN 22 kemarin, karena ga sampai 5 persen dan lainnya negatif kontak eratnya, jadi kelasnya saja istirahat dan kelas lainnya tetap jalan," ujar Eri saat ditemui di Balai Kota, Surabaya, Kamis 20 Januari 2022.
Sesuai aturan untuk kelas tersebut dihentikan selama tujuh sampai 14 hari. "Jadi lockdown gak ada, aturannya kalau lima persen yang kena baru berhenti semuanya," tegas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Sedangkan untuk SD dan SMP yang di bawah naungan Pemkot Surabaya tetap berjalan seperti biasa sesuai hasil evaluasi yang dilakukan bersama pakar kesehatan. Walau begitu, penerapan protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan ketat.
Sedangkan terkait kondisi siswa saat ini, ia mengaku belum mendapat update, yang pasti pada saat terpapar Covid-19 siswa dalam keadaan tanpa gejala.
"Sekarang dirawat di HAH, sempat nolak tapi kita jelaskan karena kondisi harus dirawat di ruang isolasi terpadu. Pokoknya semua yang kena harus dirawat di RS wong bed e banyak yang kosong," pungkasnya.