Satu Peleton Tyto Alba Diperintah Serang Hama Tikus di Jombang
Cara unik dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang dalam menyelesaikan problem serangan hama tikus yang semakin mengganas di sejumlah kecamatan. Puluhan ekor burung hantu jenis Tyto Alba dilepaskan ke sejumlah area persawahan, untuk menjadi satwa predator bagi hama tikus.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Moch Rony mengatakan, burung hantu yang dilepaskan adalah satwa hasil penangkaran. Pelepasan pada tahun ini menurut Rony dilakukan bertahap.
“Dari 40 ekor rencana tahun ini, sudah lepas sebanyak 14 ekor di persawahan Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Januari lalu,” katanya, Selasa 12 April 2022.
Sedangkan pada tahun lalu, ada sedikitnya 30 ekor burung hantu yang dilepaskan. “Jadi selama dua tahun terakhir sudah 70 ekor burung hantu yang dilepaskan,” lanjutnya.
Rony menyebut pelepasan burung hantu bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan agroekosistem dan meningkatkan populasi satwa predator hama tikus. “Predator burung hantu ini merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan serangan hama tikus,” paparnya.
Pihaknya sendiri menghimbau masyarakat tidak melakukan aksi perburuan liar terhadap satwa burung hantu. “Diimbau kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan burung hantu, jangan mengganggu sarang dan pagupon yang sudah dibuat,” harapnya.
Selama ini pihaknya sudah membantu biaya pemberian pakan burung, menyediakan sarana penangkaran dan memberikan insentif bagi penangkar. “Petani juga kami imbau tidak melakukan gerakan pengendalian hama tikus yang membahayakan, misalnya menggunakan setrum,” tambahnya.
Sebab kata Rony sudah banyak korban manusia yang berjatuhan akibat tersengat listrik yang sedianya untuk membasmi hama tikus. ”Sebaiknya koordinasi dengan petugas penyuluh. Karena pengendalian tikus tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah, harus terpadu,” imbuhnya.
Rony menambahkan penangkaran burung hantu di sejumlah wilayah akan diarahkan untuk menjadi P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) khusus dalam pelestarian burung hantu. “Hal itu kami maksudkan sebagai wahana edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya.