Satu Panggung dengan Mbah Moen, Gus Ipul Sebar Semangat Perdamaian dan Peduli Tetangga
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) hadir dalam acara Harlah Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo, Senin, 14 Mei 2018.
Di pesantren yang diasuh oleh KH Agoes Ali Mashuri ini, Gus Ipul hadir satu panggung dengan KH Maimun Zubair, pengasuh pondok pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang.
Hadir juga dalam acara ini sejumlah ulama karismatik diantaranya Habib Ja'far Bin Muhammad bin Hamid bin Umar Alkaff dari Semarang. Juga tampak Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini; Mantan Gubernur Jatim Imam Utomo, serta sejumlah Kiai dan ulama.
Setiba di lokasi, Gus Ipul lantas mencium tangan para kiai, termasuk Mbah Moen (sapaan Kiai Maimun), sebagai bentuk tawaduk santri kepada kiainya.
Mbah Moen pada kesempatan tersebut juga turut mendoakan agar Jawa Timur dapat kembali aman dan damai.
"Jatim butuh pemimpin yang nasionalis dan religius. Jatim harus gubernur yang nasionalis religius agar aman dan makmur," kata Mbah Moen sambil menyapa Gus Ipul.
Ditemui di sela pertemuan tersebut, Gus Ipul menjelaskan kehadirannya ini juga sekaligus mengajak masyarakat untuk berdoa bersama agar kejadian teror yang selama ini terjadi dapat diatasi.
"Kami prihatin dan berbela sungkawa. Ini adalah musibah besar bagi kita semua. Para kiai tadi juga telah berharap dan mendoakan agar kejadian ini menjadi kejadian terakhir di Jawa Timur," kata Gus Ipul.
Apalagi, bencana yang telah merenggut banyak korban jiwa tersebut berjalan masif dan terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur dengan hampir bersamaan.
"Inilah PR kita semua. Kami mendukung penuh aparat keamanan untuk mengusut tuntas dan mengambil langkah hukum untuk kasus ini," kata salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Pihaknya juga berkomitmen untuk memperkuat lembaga pengamanan yang berfungsi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
"Mungkin bisa melalui regulasi yang bisa menghadirkan perlindungan. Baik kepada masyarakat pada umumnya dan juga aparat penegak hukum," kata Wakil Gubernur dua periode ini.
Tak hanya bertumpu pada aparat penegak hukum, proses antisipasi sudah selaiknya juga melibatkan masyarakat pada umumnya. Gus Ipul lantas menyebut Gerakan Peduli Tetangga yang pernah ia gagas.
Program yang diluncurkan di 2016 silam, pada awalnya diharapkan menjadi solusi menyelesaikan masalah sosial di lingkungan tempat tinggal. Misalnya, apabila ada tetangga yang sakit, tetangganya tidak boleh diam.
Gerakan yang diinisiasi Gus Ipul ini bertujuan menyikapi semakin lunturnya perhatian dan kepedulian terhadap sesama, khususnya tetangga di lingkungan sekitar. Kepedulian antar tetangga satu dengan yang lain dinilai semakin menipis.
"Dulu kami telah mempunyai program Gerakan Peduli Tetangga. Melalui program ini, kita bisa mengetahui apa yang dikerjakan oleh tetangga kita," ujar Gus Ipul.
Selain meningkatkan kepedulian, program ini juga sekaligus menjadi ajang untuk mencegah teror.
"Dengan begitu, kita bisa sekaligus melakukan tindak pencegahan. Caranya, apabila ada hal-hal yang mencurigakan, bisa melaporkan kepada aparat," kata mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode ini.
Lebih lanjut, pihaknya mengapresiasi berbagai upaya aparat kepolisian yang sejauh ini telah mengungkap identitas pelaku teror di Surabaya maupun Sidoarjo.
"Kita mendukung penuh semua pihak yang telah berusaha menegakkan hukum pasca terjadinya kasus ini. Ini adalah masalah besar yan harus ditangani bersama," ujar Gus Ipul.
"Kami mengutuk keras. Kedepan, kita perlu meningkatkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan juga aparat penegak hukumnya," kata Gus Ipul mengakhiri. (wah/frd)
Advertisement