Satu Orang Sembuh dari Varian Baru, Pemkot Surabaya Gencarkan 3T
Satu pasien Covid-19 varian XBB di dinyatakan sembuh, Pemkot Surabaya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 varian baru ini melalui 3T.
Sebelumnya diketahui, ada satu orang di Surabaya yang terkena Covid-19 varian XBB pada bulan September dan dinyatakan sembuh pada bulan Oktober 2022.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nanik Sukristina mengatakan, pihaknya secara konsisten akan melakukan meningkatan upaya 3T (Testing, Tracing, Treatment).
Pada upaya testing, melakukan tracing atau pelacakan kontak erat pada keluarga, lingkungan (tempat tinggal, tempat kerja) dan riwayat perjalanan dari pasien terkonfirmasi positif.
“Melakukan penyelidikan Epidemiologi kepada seluruh kriteria kasus beserta kontak eratnya. Serta, melakukan analisa terhadap peningkatan kasus, pemetaan persebaran kasus dan kejadian transmisi lokal (pelacakan kluster),” jelasnya.
Selanjutnya, pada tahapan testing, akan dilakukan pemeriksaan Covid-19 melalui Rapid Test dan/atau swab RT-PCR) pada masyarakat terindikasi kontak erat (OTG).
Selanjutnya, pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding) secara terintegrasi bagi warga, satuan pendidikan yang melibatkan Dinas Pendidikan, BPB Linmas, Puskesmas, camat, lurah dan Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo. “Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk penegakkan kasus varian Omicron dan XBB,” ujarnya.
Sedangkan, pada tahapan Treatment, Dinkes Surabaya mengoptimalkan ruangan dan tempat tidur rumah sakit di Kota Surabaya sebagai tempat perawatan Covid-19. Kemudian, pemeriksaan kesehatan dan pemantauan pasien terinfeksi Covid oleh Puskesmas
“Menyalurkan bantuan obat dan alat kesehatan ke RS Rujukan Covid - 19, Tim Gerak Cepat TGC 24 Jam. Dan penyemprotan desinfektan pada area yang teridentifikasi kasus konfirmasi positif dan suspek bersama RT/RW, Kel/Kec melalui peran dan fungsi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo,” terangnya.
Di sisi lain, Nanik mengaku, pihaknya juga melakukan penerapan penghentian sementara untuk Rombongan Belajar (rombel) yang terpapar selama ± 5 - 7 hari jika angka Positivity Rate (PR) ≥5 persen dan melakukan pembelajaran secara daring atau online.
"Mengoptimalkan giat vaksinasi untuk seluruh sasaran yang belum tervaksin berbasis wilayah melalui kegiatan percepatan vaksinasi booster (dosis 3). Disamping itu sentra vaksin akan ditambah," pungkasnya.