Satu Keluarga Dibunuh di Sigi, Polisi Duga Teroris MIT Pelakunya
Kasus pembunuhan dan pembakaran satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengemparkan masyarakat setempat bahkan Indonesia.
Alasannya, diduga satu keluarga itu dibunuh oleh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Polisi menyebut lokasi pembunuhan berada di pegunungan di desa setempat. Jika melihat data Google Maps, Desa Lemban Tongoa memiliki luas 132,46 km² (51,14 mil²).
Jika ditarik lurus, Desa Lemban Tongoa berada di selatan Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Dari Desa Tambarana, Poso, hanya berjarak sekitar 23,45 Km atau 14,57 mil. Poso Pesisir Utara ini merupakan tempat berkeliaran sejumlah Kelompk MIT.
Desa tempat pembantaian satu keluarga itu tidak begitu jauh dengan ibukota kabupaten Sigi, yakni Biromaru. Dari Desa Lemban Tongoa ke Biromaru berjarak 44,81 Km atau 27,85 mil. Sementara ke Kota Palu berjarak 48 km.
Dilansir dari Antara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan peristiwa pembunuhan terhadap empat orang itu diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Terungkapnya peristiwa itu bermula saat anggota Polsek Palolo pada Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA, menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun Lima Lewonu yang dibunuh secara kejam, dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.
"Kemudian anggota Polsek Palolo segera mendatangi TKP, dan pada pukul 13.00 WITA anggota yang dipimpin Kapolsek Palolo sampai di TKP. Sesampai di TKP anggota Polsek Palolo menemukan empat mayat dan tujuh rumah warga dalam kondisi terbakar," kata Awi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu, 28 November 2020.
Awi menuturkan, Polres Sigi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 18.00 hingga 23.00 WITA. Selain itu, Tim Inafis Polda Sulteng juga diturunkan untuk melakukan evakuasi jenazah.
Petugas kepolisian juga turut menginterogasi lima orang saksi. Berdasarkan kesaksian mereka diketahui bahwa pelaku berjumlah sekitar 10 orang, tiga di antaranya membawa senjata api, terdiri dari dua senjata api genggam dan satu senjata api laras panjang.
Para saksi, kata Awi, selanjutnya diperlihatkan daftar pencarian orang (DPO) teroris MIT. Mereka lalu meyakini bahwa tiga orang tidak dikenal tersebut merupakan anggota kelompok teroris pimpinan Ali Kalora.
"Saat Ini sudah ada 'back up' kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," kata Awi.