Satpol PP Surabaya Banyak Temukan Praktek Prostitusi Online
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk memberantas prostitusi di Kota Pahlawan. Satpol PP langsung merespons begitu ada laporan warga, terkait temuan maraknya praktik prostitusi online yang meresahkan.
Untuk mengungkap hal ini, Kepala Kasatpol PP Surabaya M Fikser mengatakan, pihaknya harus melakukan penyamaran.
"Beberapa sudah kami lakukan penangkapan seperti di daerah kembang kuning. Itu berdasarkan laporan dari warga," jelasnya kepada media, Kamis, 2 November 2023.
Pihaknya juga melakukan mendapatkan laporan adanya praktik prostitusi di salah satu hotel kawasan Gubeng. Pihaknya melakukan penyamaran menjadi pelanggan. Pemesanan pun dilakukan melalui aplikasi online. Faktanya, praktik prostitusi itu sesuai laporan yang diterima Satpol PP tersebut.
"Anggota kami melalukan penyamaran dengan memesan lewat aplikasi MiChat, dan ternyata benar. Ada satu kamar isinya empat orang. Waktu diamankan satu orang berhasil kabur. Tapi dipastikan mereka bukan orang Surabaya," jelas Fikser.
Setelah diamankan oleh pihak Satpol PP, pelaku praktik prostitusi itu tak lantas diproses secara hukum. Tetapi, hanya dilakukan pembinaan di Liponsos milik Pemkot Surabaya.
"Kami lebih ke pembinaan dan kita bawa ke Liponsos. Nah, memang perintah Pak Wali hari ini, kita akan lakukan," ujarnya.
Sebelumnya, melalui apel di Balai Kota bersama Tim Asuhan Rembulan, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan untuk melalukan operasi besar-besaran guna memberantas praktik prostitusi dan pesta miras.
"Penyisiran prostitusi, sekiranya pertama di titik-titik mana berdasarkan laporan warga. Sisir-sisir hotel yang dicurigai," ungkapnya.
Walikota menegaskan hampir semua wilayah di Surabaya rawan praktik prostitusi.
Sehingga tidak ada kawasan khusus menjadi lokasi perdagangan manusia.
"Kalau itu semua rata, kami juga harus lihat. Kita harus sikapi dengan baik," tandasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, pelajar SMA diamankan polisi karena terbukti menjual dua temannya yang tergabung di grup Telegram ke pria hidung belang. Tarif kencan dipatok Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Uang hasil praktik prostitusi itu dipakai dugem.
Advertisement