Satlantas Polres Jember Edukasi Ratusan Pemulung di TPA Pakusari
Belasan personil Satlantas Polres Jember mendadak mendatangi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Pakusari, Jember, Rabu, 24 Januari 2024. Mereka memberikan edukasi keselamatan lalu lintas diambil berbagi nasi bungkus kepada 184 pemulung.
Wakapolres Jember Kompol Jimmy Heryanto Hasioholan mengatakan, sejauh ini Polres Jember secara rutin berbagi kepada masyarakat. Namun, khusus pemulung yang bekerja memulung sampah di TPA Pakusari jarang tersentuh.
Karena itu, hari ini Satlantas Polres Jember berbagi nasi bungkus kepada pemulung yang berjumlah 184 orang.
Di mata polisi, memulung sampah di TPA Pakusari merupakan salah satu pekerjaan mulia. Sebab, keberadaan mereka telah membantu mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Jember.
Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, tiap hari ada 197 ton sampah yang masuk ke TPA Pakusari. Sampah-sampah tersebut diangkut dengan armada truk dari 17 kecamatan.
Dari total 197 ton tersebut, sebanyak 7 ton sampah di antaranya dibawa keluar TPA Pakusari oleh para pemulung. Sampah-sampah yang dipilih oleh para pemulung merupakan sampah plastik dan kertas yang memiliki nilai jual.
Para pemulung yang bekerja di TPA Pakusari berangkat dari rumah pada pukul 06.00 WIB. Mereka memilah dan memungut sampah bernilai jual selama kurang lebih 10 jam.
Tiap harinya, para pemulung itu meraup keuntungan antara Rp 30.000 sampai Rp Rp 35.000. Penghasilan yang didapat masih jauh dari layak.
“Oleh karena itu, dengan pendapatan mereka yang sangat minum, kita mencoba membantu mereka dengan berbagi makanan. Semoga mereka lebih semangat lagi dalam bekerja,” katanya.
Sementara Kasatlantas Polres Jember AKP Fahmi Adiatma mengatakan, selain berbagai makanan, kedatangan personil Satlantas Polres Jember sekaligus memberikan edukasi keselamatan lalu lintas kepada para pemulung.
Sebab, sebagian dari mereka berangkat ke tempat bekerja mengendarai sepeda motor. Polisi mengimbau, minimal para pemulung menggunakan helm saat berangkat dari rumah.
Sebab, angka korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia selama tahun 2023 lalu di Kabupaten Jember mencapai 300 orang lebih. Angka tersebut menempatkan Jember berada di posisi pertama di Jawa Timur.
“Kami juga mengimbau para pemulung yang menggunakan kendaraan bermotor agar menaati aturan lalu lintas. Minimal mereka harus memakai helm saat berkendara,” katanya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pemulung yang membawa motor sempat merasa khawatir. Karena itu, sejumlah pemulung langsung menyeletuk bahwa sepeda motor yang mereka bawa memiliki surat kepemilikan yang lengkap, bukan motor bodong.
Beberapa pemulung mengakui tidak memakai helm saat berangkat dari rumah menuju ke lokasi tempat mereka bekerja. Selain berasalan rumah dekat, mereka juga beralasan tidak memiliki cukup uang untuk membeli helm.
Karena itu, mereka berharap polisi datang kembali ke TPA Pakusari menemui mereka dengan membagikan helm secara gratis.
“Saya tidak punya uang pak untuk membeli helm. Penghasilan dari memulung sampah sudah habis untuk biaya sekolah anak,” kata salah satu pemulung bernama Ibu Mana.
Mendengar curhatan para pemulung itu, polisi Kasatlantas Polres Jember AKP Fahmi Adiatma hanya tersenyum. Ia kemudian memenuhi permintaan para pemulung untuk memberikan helm kepada para pemulung yang tidak memiliki helm.
Sementara itu, Kepala UPT TPA Pakusari RM Masbut mengapresiasi kepedulian Satlantas Polres Jember terhadap para pemulung. Pemulung yang berjumlah 184 di TPA Pakusari mayoritas warga Kecamatan Pakusari.
Mereka datang setiap hari untuk memilah dan memilih sampah yang masih memiliki nilai jual. Untuk tempat berteduh, mereka membangun tenda sederhana dari bambu beratap kain lusuh dan baliho bekas.
Melalui tangan mereka, jumlah sampah yang masuk ke TPA Pakusari bisa berkurang. Setiap hari, mereka mampu membawa sampah plastik dan kertas keluar TPA sebanyak 7 ton.
“Itu sampah plastik dan kerta yang masih bisa dijual yang dibawa keluar dari TPA. Setiap hari sampah masuk sekitar 197 ton. Hanya 7 ton yang dapat dikurangi oleh para pemulung,” katanya.
Advertisement