Satker P2JN Papua Barat Kejar Progres 100 Persen di Akhir Tahun
Akhir tahun menjadi masa-masa sibuk Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVII Manokwari. Proses penanganan jalan sepanjang 2.902,68 km dan jembatan dengan bentang 10.011,60 meter yang jadi prioritas sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran (DIPA-TA) 2018, harus bisa dituntaskan. Baik itu berupa Jalan Nasional yang menjadi kewenangan sesuai Surat keputusan Menteri PUPR No.290/KPTS/M/2015, Trans Papua sesuai Direktif Presiden RI Joko Widodo, Kawasan Ekonomi Sorong (Pepres No. 59/2017), Kawasan Industri Prioritas Teluk Bintuni (Pepres No. 58/2017) maupun ruas jalan yang menjadi Diskresi Menteri.
Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada negara dan khususnya rakyat Papua Barat yang sudah lama merindukan tersambungnya akses darat ke 12 kabupaten dan satu kota di provinsi. Total biaya untuk kebutuhan penanganan itu selama 2018, mencapai Rp1.649.570.478. Tak heran, situasi di BPJN XVII yang berkantor di Jalan Perkebunan Swapen Kabupaten Manokwari dalam beberapa bulan terakhir, diwarnai kesibukan luar biasa.
Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional (Satker P2JN) Balai Pelaksanaan Jalan nasional (BPJN) XVII Manokwari, Provinsi Papua Barat, Ledryk Amto Latuputty ST mengakui kesibukan luar biasa ini.
“Sekarang masa-masa sibuk kami. Kalau kegiatan perencanaan 100 persen sudah selesai yang disusun untuk mengakomodir pelaksanaan fisik Tahun Anggaran 2019. Yang belum adalah beberapa kegiatan pengawasan karena mengikuti pelaksanaan kegiatan fisik yang masih berjalan di lapangan. Progres secara keseluruhan Balai PJN XVII Manokwari sudah lebih dari 92 persen. Termasuk tambahan dua paket yang anggarannya diambilkan dari dana sisa lelang dan baru dikerjakan awal Oktober lalu dan harus selesai pada 31 Desember nanti,” terang pria yang akrab disapa Amto tersebut.
Paket tambahan yang dimaksud Amto, berada di ruas jalan Trans Papua Segmen 2. Yakni paket penanganan longsoran ruas jalan Maruni - Oransbari - Ransiki (Km 50 Tanah Rubuh dan longsoran Km 96+900 Gunung Membab. Sedangkan di Segmen 1, penanganan longsoran ruas jalan Sorong - Klamono – Batas Sorong Selatan (BTS Sorsel).
“Selain itu penanganan khusus alih trase Gunung pasir sepanjang 3,4 km dari total panjang Existing 10 km dan jembatan Gunung pasir I bentang 25 Meter ruas jalan Arfu-Kebar akhir tahun ini sudah selesai dan akan di lanjutkan penanganan nya di tahun 2019 yang difokuskan pada perbaikan geometrik dan lanjutan pengaspalan,” tambah Amto.
Dengan kondisi alam Papua Barat, progres Trans Papua yang sudah mendekati 100 persen ini bisa dianggap luar biasa. Hal ini juga berkat dukungan mitra kerja BPJN XVII Manokwari dan masyarakat lokal yang menginginkan tidak ada lagi daerah yang terisolir akibat belum tersambung dengan akses darat. (gem)