Satgas Pangan Sidoarjo: Tindak Oknum Penimbun Beras dan Sembako
Satgas Pangan Kabupaten Sidoarjo bakal menindak tegas oknum yang melakukan penimbunan beras. Satgas juga mengingatkan agar tidak ada yang melakukan penimbunan beras maupun kebutuhan bahan pokok. Selain itu, penyaluran kebutuhan bahan pokok yang tidak sesuai aturan juga akan ditindak tegas.
Peringatan itu disampaikan Kapolrestabes Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing usai melakukan sidak harga beras di Pasar Larangan, bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Ketua DPRD Usman dan Dandim 0816 Letkol. Inf. Guntung Dwi Prasetyo serta Kepala Kantor Bulog Cabang Surabaya Utara Sugeng Hardono.
“Kami turun ke lapangan bersama bapak Forkopimda, bersama Pak Bupati, Pak Dandim, Ketua DPRD, dan instansi terkait. Mengecek ketersediaan bahan pokok, termasuk juga mengecek pendistribusian. Jadi kami bersama Kodim 0816 Sidoarjo melaksanakan pengawasan pendistribusian bahan pokok kepada masyarakat. Dan juga dari Satgas pangan Kabupaten Sidoarjo kita juga terus melakukan upaya-upaya penyelidikan dan penindakan di lapangan apabila ada oknum-oknum masyarakat yang melakukan penimbunan bahan pokok, termasuk penyaluran yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku akan ditindak,” ujar Kombes Pol Christian Tobing, Jumat 8 Maret 2024.
Perwira menengah melati tiga itu mengimbau kepada masyarakat agar tidak mencari kesempatan dalam situasi saat ini (di tengah kenaikan harga beras). Ia memastikan pihaknya akan menindak tegas pelaku penimbunan beras dan sembako.
Christian memastikan sejauh ini pendistribusian beras dan sembako berjalan lancar dan tidak ditemukan pelanggaran. Satgas pangan Sidoarjo terus melakukan monitoring dan komunikasi dengan Bulog dan para penyedia kebutuhan bahan pokok dan terus melakukan pengecekan gudang-gudang yang ada di wilayah Sidoarjo.
“Sampai dengan saat ini berdasarkan informasi, maupun data dari intelijen dari kami (Polres) maupun dan Kodim masih belum ada temuan indikasi ke arah sana (penimbunan dan penyelewengan). Tapi kita tetap melakukan upaya-upaya pengawasan di lapangan. Pengecekan lapangan kita pastikan terus dilakukan sampai harga stabil dan ketersediaan bahan pokok stabil di masyarakat,” terangnya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali memastikan pemerintah akan terus mengintervensi peredaran beras dan sembako di pasar sampai harga beras stabil di masyarakat.
“Intervensi menjaga stabilitas harga beras akan terus dilakukan. Operasi pasar beras SPHP akan terus digencarkan. Distribusi beras medium Bulog seharga Rp. 10.900 perkilo itu terus digelontorkan untuk menekan harga beras saat ini. Terkait operasi pasar beras SPHP harus kita gencarkan di Kabupaten Sidoarjo," ujarnya.
Kebutuhan pokok lain selain beras yang diintervensi diantaranya harga telur dan sawit. Komoditas pangan tersebut masuk prioritas untuk dapat distabilkan harganya.
"Telur ini kita sudah bekerjasama dengan Kabupaten Blitar, kalau memang harganya tidak bisa ditekan kami akan memberikan subsidi angkutan dan yang lainnya, untuk cabe rawit juga kebanyakan dari Banyuwangi itu juga sama treatmentnya, kalau tidak terkendali terlalu banyak maka kita berikan intervensi berupa subsidi angkutan dan sebagainya," pungkas Gus Muhdlor.
Djoyo pedagang beras di blok BN 12 Pasar Larangan juga mengakui harga beras di Pasar Larangan mulai turun meski tidak signifikan. Disampaikannya penurunan harga beras premium hanya mencapai Rp. 400 rupiah. Dari harga Rp. 16.200 turun menjadi Rp. 15.800. Sedangkan harga beras medium turun sebesar Rp. 600 rupiah dari harga Rp. 14.200 turun menjadi Rp. 13.600.
"Harga beras mulai turun menjelang bulan Ramadan, namun penurunannya tidak terlalu signifikan, kisarannya Rp. 400 rupiah untuk harga beras premium. Sedangkan untuk harga beras medium turun Rp. 600 rupiah," kata Djoyo.
Menurut Djoyo meski harga beras mulai turun, masyarakat tetap memilih membeli beras Bulog yang dijualnya sesuai HET Rp. 10.900 per kilogramnya. Menurutnya pembeli beras merasa harga beras saat ini masih tinggi. Oleh karenanya jatah 2 ton beras SPHP perhari yang dijualnya selalu ludes hanya dalam setengah jam saja.
"Pembeli beras premium dan medium juga normal, namun masyarakat cenderung memilih antri membeli beras murah dengan harga Rp 10.900 per kilogramnya," pungkas Djoyo.