Satgas Pangan Intai Penimbun Gula di Banyuwangi
Diam-diam Satgas Pangan Banyuwangi sudah memonitor mahalnya harga gula pasir dan stok gula pasir yang mulai langka. Satgas Pangan saat ini sedang melakukan penyelidikan apakah ada praktik penimbunan di balik kelangkaan dan mahalnya harga gula ini.
"Nanti akan melakukan pengecekan ke lapangan kaitannya dengan stok itu apakah ada semacam penimbunan dan lain sebagainya sehingga kenapa kok langka di lapangan," jelas Anggota Tim Satgas Pangan, AKP M. Solikhin Ferry, Jumat, 13 Maret 2020.
Pria yang juga menjabat sebagai Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi ini menyatakan, Tim Satgas Pangan sudah memonitor kondisi ini sejak beberapa hari lalu. Tim Satgas Pangan juga sudah melangkah untuk menindaklanjuti kondisi ini.
"Satgas Pangan tentunya berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Disperindag yang membidangi hal itu," tegasnya.
Satgas Pangan akan melakukan pengecekan distribusi gula mulai dari pabrik gula hingga ke tingkat pengecer. Agar bisa segera diketahui penyebab terjadinya kenaikan harga gula pasir ini.
"Kita masih mengecek untuk memastikan itu," bebernya.
Harga gula pasir di Banyuwangi terus merangkak naik. Pantau terakhir harga gula pasir sudah mencapai angka Rp17.500 per kilogram di tingkat konsumen. Padahal normalnya harga gula pasir hanya berkisar antara Rp12 ribu sampai Rp13 ribu per kilogram.
Di sisi lain Bulog Divisi Regional V Banyuwangi mengaku tidak memiliki stok gula pasir. Sehingga Bulog tidak bisa melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga gula pasir di pasaran.