Satgas Covid-19: Maksimalkan Perlindungan Pelaksanaan PTM
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas telah diselenggarakan di berbagai daerah dengan level PPKM 1 - 3. Namun, sebagian belum menyelenggarakan lantaran cakupan vaksinasi pelajarnya masih rendah. Meski demikian, merujuk hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyatakan bahwa mayoritas peserta didik (88 persen) siap divaksin.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan hasil survei tersebut menunjukkan kesadaran dan kemauan dari mayoritas peserta didik untuk berpartisipasi dalam Program Vaksinasi Nasional. Jika melihat cakupannya saat ini, berdasarkan data 31 Agustus 2021, sudah ada sebanyak 1,9 juta tenaga pendidik dan 1,7 juta anak usia 12-17 tahun yang tergolong usia pelajar mendapatkan vaksin penuh.
"Pemerintah memastikan vaksin yang digunakan aman, efektif, dan juga minim efek samping," kata Wiku Adi Sasmita dalam agenda perkembangan penanganan COVID-19 di yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 1 September 2021.
Bentuk Perlindungan Maksimal
Untuk program vaksinasi bagi peserta didik dan tenaga pendidik ini, merupakan bentuk perlindungan maksimal yang diberikan pemerintah dalam penyelenggaraan PTM. Dan, dari hasil evaluasi Satgas terkait PTM terbatas pada sejumlah daerah Level 1 - 3, secara umum berjalan baik.
Seperti yang sudah berjalan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Meski demikian, ditemukan beberapa catatan terkait protokol kesehatan. "Yang nantinya akan terus diperbaiki baik meliputi random testing, rekapitulasi laporan kasus COVID-19, maupun cakupan vaksinasi di Satuan Pendidikan," imbuh Wiku.
Disarankan juga, bagi daerah yang telah berhasil menurunkan level daerahnya maka dipersilahkan untuk menyesuaikan pengaturan pembatasan kegiatan sesuai instruksi menteri dalam negeri yang berlaku.
Lalu, dalam memastikan PTM terbatas ini dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, pihak sekolah, dan orangtua murid. Melalui sinergi yang baik ini, maka aktivitas siswa di sekolah dapat terpantau dengan baik dan dapat mencegah potensi penularan Covid-19.
"Dan jika nanti ditemukan adanya siswa yang terinfeksi Covid-19, maka kegiatan PTM di sekolah tersebut akan dihentikan selama tiga hari," ujar Wiku.