Satgas Covid-19 Ajak Penyintas Donorkan Plasma Darahnya
Sejak Maret 2020, ratusan ribu orang terinfeksi Covid-19. Sebagian besar sembuh, namun tak sedikit yang meninggal dunia. Hingga Januari 2021, jumlah korban meninggal hampir mencapai 24.000 orang.
Pengobatan Covid-19 masih terus dikembangkan, dan salah satunya adalah pemberian plasma darah dari pasien yang telah sembuh. Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo, Meski terapi plasma ini menjanjikan kesembuhan yang tinggi, saat ini sulit mencari pendonor dari para penyintas Covid.
“Saya mengajak saudara sebangsa dan setanah air, sebagai wujud rasa syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa karena diberikan kesembuhan dari Covid-19, untuk bersedia menjadi pendonor plasma, karena setiap tetes plasma yang saudara donorkan kelak mendapat balasan berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar Doni Monardo dalam rilis resmi Satgas Covid-19.
Ajakan tersebut karena donor protein dan antibodi yang terkandung pada plasma darah seorang penyintas dapat membantu pasien positif Covid-19 lainnya pulih. Namun untuk memastikan keamanan, perlu dilakukan beberapa tes sebelum donor plasma darah dilakukan.
Plasma darah mengandung banyak komponen, yang setiap komponennya memiliki peran penting pada tubuh. Oleh karena itu, gangguan pada plasma darah bisa menimbulkan gejala yang bermacam-macam, tergantung pada komponen apa yang terganggu.
Beberapa gejala yang menandakan adanya gangguan pada komponen plasma darah antara lain mudah memar, kelelahan, kuku rapuh, sering kesemutan pada tangan dan kaki, selera makan menurun, nyeri pada tulang, dan sering menderita infeksi.
Namun, plasma darah dari penyintas yang tak memiliki gangguan akan membantu pasien Covid-19 sembuh lebih cepat.
“Terima kasih atas partisipasi saudara, mari bersama bersatu selamatkan kehidupan,” ujar Doni Monardo kepada masyarakat yang rela mendonorkan plasma darahnya.
Advertisement