Satelit Pengukur Pencairan Es di Kutub Bumi Diluncurkan
Satelit pengukur lapisan bebatuan es di kutub bumi berhasil diluncurkan Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Sabtu 15 September 2018.
Ice, Cloud and land Elevation Satellite-2 (ICESat-2) meluncur bersama roket Delta II milik United Launch Alliance dari Space Launch Complex-2 di Vandenberg Air Force Base, California, pukul 09.02 waktu setempat.
Stasiun-stasiun darat di Svalbard, Norwegia, mendapat sinyal dari pesawat luar angkasa itu sekitar 75 menit setelah peluncuran menurut siaran pers di laman resmi NASA.
"Dengan misi ini kami melanjutkan penjelajahan manusia ke bagian-bagian terpencil kutub planet kita dan memajukan pemahaman kita mengenai bagaimana perubahan yang sedang terjadi pada tutupan es Bumi di kutub dan tempat lain akan mempengaruhi kehidupan di berbagai bagian dunia, sekarang dan pada masa mendatang," kata Thomas Zurbuchen, administratur Direktorat Misi Sains NASA.
ICESat-2 membawa instrumen tunggal, Advanced Topographic Laser Altimeter System (ATLAS), yang akan diaktifkan sekitar dua pekan setelah tim operasi misi menyelesaikan pengujian awal pesawat itu.
Satelit itu kemudian akan mulai menjalankan misinya mengumpulkan data-data untuk memperkirakan perubahan tahunan tinggi lapisan-lapisan es Greenland dan Antartika.
"Bagi kami, para ilmuwan, bagian yang paling ditunggu pada awal misi adalah ketika kami menyalakan laser dan mendapatkan data pertama," kata Thorsten Markus, ilmuwan pada proyek ICESat-2 di Goddard Space Flight CenterNASA.
Data dengan resolusi tinggi yang diperoleh dalam misi itu akan mendokumentasikan perubahan-perubahan pada tudung es kutub Bumi, memperbaiki perkiraan peningkatan permukaan air laut akibat melelehnya lapisan es di Greenland dan Antartika, membantu para ilmuwan memahami mekanisme yang menurunkan jumlah es yang mengapung, serta menakar bagaimana penyusutan lautan es mempengaruhi samudra dan atmosfer.
ICESat-2 melanjutkan pencatatan ukuran tinggi es yang dimulai oleh misi awal ICESat NASA dari 2003 sampai 2009 dan dilanjutkan oleh misi Operation IceBridge di atas Artika dan Antartika.(ant)
Advertisement