Satelit Merah Putih Siap Diluncurkan
Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan Satelit Merah Putih siap diluncurkan dalam waktu dekat setelah meninjau langsung persiapan peluncuran di SpaceX, Cape Canaveral Air Force Station, Florida, 24 Juli 2018 lalu.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, Rini mengharapkan proses peluncuran Satelit Merah Putih milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom itu dapat berjalan lancar hingga menempati slot orbitnya 108 derajat Bujur Timur (108 BT).
"SpaceX segera meluncurkan satelit Merah Putih. Harapan saya dan tentunya kita semua adalah roket Falcon 9 dapat sukses membawa satelit tersebut ke slot orbit sehingga Satelit Merah Putih bisa menjalankan tugasnya dalam menopang kemajuan industri nasional, mendukung konektivitas bangsa Indonesia, serta mempermudah dan memperluas akses komunikasi bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan.
Satelit ini mengandalkan platform SSL 1300 dengan usia desain 16 tahun.
Pembangunan Satelit Merah Putih melibatkan dua perusahaan Amerika Serikat, yakni SSL sebagai pabrikan pembuat satelit dan SpaceX sebagai perusahaan penyedia jasa peluncuran satelit.
SSL adalah manufaktur satelit yang ternama dan berhasil menuntaskan pembangunan Satelit Merah Putih lebih cepat dari jadwal.
Selanjutnya Satelit Merah Putih akan diluncurkan menuju slot orbitnya menggunakan Roket Falcon 9 milik SpaceX. Saat ini, Satelit Merah Putih telah berada di dalam Fairing kendaraan peluncur Falcon 9, dan dalam waktu dekat akan memasuki proses rolling out dari lokasi penyimpanan ke SLC 40 tempat peluncuran dilaksanakan.
Menurut Rini, kehadiran Satelit Merah Putih merupakan sebuah kebanggaan dan pencapaian luar biasa untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah dunia digital di tingkat internasional.
"Satelit ini tak hanya akan memancarkan sinyal ke Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Selatan. Ini artinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) makin kencang go international membawa nama Indonesia," katanya. (ant)
Advertisement