Sate Maranggi, Sate Beraroma Rempah-rempah yang Mendunia
Berbicara tentang sate, Indonesia tempatnya. Ada yang terbuat dari daging sapi, kambing ayam bahkan kelinci. Namanya pun berbeda-beda, ada sate madura, sate cempe, sate ayam ponorogo, sate tegal, sate padang, sate garut, sate maranggi dan masih banyak lagi.
Tiap jenis sate memiliki kelezatan tersendiri yang dipengaruhi oleh jenis daging, bumbu bakar sate, hingga cara memasaknya. Dari sekian banyak jenis sate yang ada di Indonesia, bisa dibilang sate maranggi termasuk jenis sate yang paling populer.
Popularitas sate maranggi bahkan semakin mendunia ketika menjadi sajian yang dinikmati oleh Presiden Jokowi dalam sebuah pertemuan dengan para CEO di Korea Selatan yang lalu.
Bahkan ngopibareng.id pernah menjumpai sate maranggi ini pada sebuah rumah makan di Turki yang dikelola warga Indonesia asal Garut.
Kelezatan sate aranggi memang cocok dengan lidah dan selera siapa saja. Terbukti pula dengan terpilihnya sate maranggi sebagai salah satu makanan terenak versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Selain itu, sate maranggi juga terpilih menjadi satu dari delapan jajanan kaki lima favorit.
Kuliner Khas Purwakarta
Sate maranggi dikenal sebagai kuliner khas Purwakarta Jawa Barat. Tidak sekedar kuliner yang aromanya bisa membuat perut keroncongan seketika, tapi memiliki filosofi. "Tiga Daging Setusuk" yang melambangkan Tri Tangtu.
Lambang ini dalam Bahasa Sunda artinya tekad, ucap, dan tindakan. Itu sebabnya, tiap tusuk sate maranggi terdiri dari tiga potongan daging berukuran besar, tidak pernah lebih.
Budayawan Sunda, Dedi Mulyadi menceritakan, nama maranggi didapat dari penjual sate pada zaman dahulu yang bernama Mak Ranggi. Kisah ini juga disebutkan oleh Heri Apandi, seorang pemilik rumah makan sate maranggi di Purwakarta.
Menurut Apandi, karena pada zaman dahulu tidak ada lemari es, maka Mak Ranggi berusaha mengawetkan daging domba dengan cara didendeng menggunakan bumbu rempah. Setelah itu, daging domba kemudian dimasak dengan dibakar. Hasilnya adalah sate maranggi yang unik. Karena rasanya yang enak, popularitas sate maranggi pun terus menyebar.
Ketika Mak Ranggi menjual satenya, para pelanggan sangat menyukainya. Dari situlah nama “Sate Mak Ranggi” lama-lama berubah menjadi "Sate Maranggi”.
Ada di Jakarta
Meskipun sate maranggi merupakan makanan khas dari Purwakarta. Namun, sate maranggi bisa ditemui di Jakarta, meskipun hanya ada di beberapa titik, berbeda dengan warung tegal teg dan pecel lele Lamongan yang ada di mana-mana.
Salah satu warung sate maranggi di Jakarta yang selalu dipadati pembeli adalah warung sate maranggi 'Teh Susy' di depan SMA Negeri 78 Jalan Budi Raya, Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Pada jam makan siang, pelanggan sate maranggi 'Teh Susy' harus sabar mengantre, sambil menikmati aroma asap bakaran sate yang khas.
Untuk melayani pembeli yang melimpah Teh Susy dibantu lima karyawan yang masih kerabat. Dan masing-masing sudah mempunyai tugas sendiri. Ada yang bagian bikin sate, pembakaran, pembuat sambal dan yang menyajikan pada pembeli.
"Dalam keadaan darurat karena pesanan banyak, tukang bikin sate dan juru bakarnya harus ditambah," kata Susy.
Ia menyebut, setiap harinya bisa menghabiskan 50-75 kg daging sapi nomor satu. Susy membuka warung sate maranggi di depan SMA Negeri 78 Jakarta lebih dari 15 tahun. "Alhamdullilah jodoh, dan bisa bertahan sampai sekarang," ujarnya.
Lokasi warung sate maranggi Teh Susy ini cukup strategis, berada di daerah padat penduduk dan dekat dengan perkantoran. Pembelinya mengalir tak pernah henti. Susi membuka warungnya mulai pukul 09.00. "Belum buka sudah ada yang nungguin, terutama Sabtu dan Minggu sampai kewalahan," katanya.
Selain menyajikan sate maranggi, juga tersedia sup iga, sama lezatnya. Di warung Teh Susy, 10 tusuk sate harganya Rp35 ribu sedang sup iganya Rp30 ribu. Uniknya nasi disajikan dengan terbungkus daun, diletakan pada anyaman dari bahan penjalin dibentuk melingkar menyerupai piring.
Menyantap sate maranggi bercampur dengan asap bakaran sate terasa semakin nikmat. "Klagepan sih kena asap bakaran sate, tapi di sini seninya makan sate maranggi. Nikmatnya dimakan selagi masih panas," kata Dewi, salah satu pelanggan sate maranggi 'Teh Susy'.
Sambal Tomat Dan Kecap
Sate maranggi Purwakarta biasanya disajikan dengan kecap dan acar sambal tomat. Selain itu, ada juga penjual sate maranggi yang memberi pilihan pada pelanggannya yang kurang menyukai pedas, yaitu untuk mengganti sambal tomat, kecap dan kacang.
Walaupun ada beberapa variasi sate maranggi, keaslian bumbunya tetap terjaga. Rempah-rempah dan gula aren tetap menjadi ciri khas yang menjadi dasar pembuatan setiap jenis sate maranggi.
Sate maranggi sangat populer karena cita rasanya yang sangat kaya dan berbeda dengan jenis sate lainnya. Walaupun sama-sama merupakan daging yang dibakar di atas arang, tapi cita rasa sate maranggi memang berbeda dengan jenis sate lainnya. Keistimewaan ini datang dari banyak hal.
Sate maranggi terasa begitu nikmat karena bumbunya terasa meresap ke dalam daging, walaupun dimakan tanpa bumbu tambahan.
Hal ini bisa didapat karena daging untuk sate maranggi direndam dulu dalam bumbu sebelum dibakar. Proses perendaman bisa berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam. Selama sate dibakar, bumbu juga terus dioleskan kembali ke atas daging. Itulah sebabnya bumbu bakar sate maranggi sangat meresap ke dalam daging sate.
Sate maranggi dibumbui dengan berbagai rempah selain menambah rasa, juga menebar aroma yang menggoda. Bumbu bakar sate ini terdiri dari jahe, kunyit, ketumbar, lengkuas, cuka lahang, dan kecap manis yang dihaluskan. Bawang merah, bawang putih, dan gula merah juga bisa ditambahkan sebagai bumbu bakar sate maranggi.
Aroma daging kambing yang kuat pun jadi berkurang setelah direndam dengan bumbu bakar sate maranggi ini. Sate maranggi disajikan bersama bumbu yang disebut bumbu acar sate maranggi. Bumbu ini terbuat dari irisan tomat, cabai rawit, bawang merah, kecap serta daun kemangi. Irisan tomat memberikan rasa segar pada sate maranggi, sedangkan cabe rawit tentu disukai oleh Anda yang menggemari rasa pedas. Lalu, daun kemangi yang harum berpadu dengan aroma sate maranggi dijamin akan menggoda selera Anda.
Cara Membuatnya
Berikut ini bahan yang dibutuhkan untuk membuat 10 porsi sate maranggi:
1 kg daging has dalam atau luar sapi
500 gram lemak sapi
100 ml kecap manis
4 sdm asam jawa
10 buah tusuk sate
10 siung bawang merah
8 siung bawang putih
2 cm jahe
2 sdt lengkuas
2 sdt ketumbar sangria
2 sdt garam
40 gram gula jawa
30 buah tomat merah
20 buah cabe rawit merah
1 sdt gula pasir
2 sdm air jeruk nipis.
Cara Membuat:
Siapkan semua bahan yang dibutuhkan
Potong daging ukuran 2x2x1/2 cm
Potong kecil-kecil lemak sapi
Larutkan 4 sdm asam Jawa dengan 10 sdm air panas, lalu saring
Buat bumbu halus dari campuran bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, ketumbar sangria, garam, dan irisan gula Jawa
Buat sambal tomat dari campuran 3 buah tomat merah yang sudah dipotong dadu, irisan kasar 20 buah cabe rawit merah, 1 sdt gula pasir, serta perasan jeruk nipis yang dicampur rata
Setelah bumbu dan sambal selesai, kamu bisa melanjutkannya dengan mencampur daging menggunakan bumbu halus, kecap, dan air asam
Remas-remas daging hingga semua bumbu tercampur rata, lalu diamkan minimal 30 menit sampai bumbu meresap
Apabila daging terlihat keras, kamu bisa menambahkan 2 sdm nanas parut untuk mengempukkannya
Setelah selesai dimarinasi, tusuk potongan daging dan lemak selang-seling menggunakan tiga potong daging dan satu potong lemak di tengahnya
Jika sudah, bakar sate di atas bara api arang sembari dibolak-balik sesekali hingga matang
Setelah itu, angkat sate dan sajikan dengan sambal tomat selagi hangat.
Advertisement