Sarapan dengan Roti Brezel
Sarapan di Surabaya saya biasa dengan nasi pecel atau nasi rawon. Kebiasaan itu terpaksa saya ubah ketika saya tinggal di Jerman. Alasannya seperti peribahasa yang populer di kalangan masyarakat kita “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Peribahasa ini mengandung arti bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya. Karena di Jerman orang tidak biasa sarapan, hanya cukup dengan sejangkir kopi atau teh dan sekerat roti, maka jadilah saya mengubah pola sarapan saya. Roti yang saya anggap paling “aman”, adalah roti brezel vegetarian. Umum ditemukan disetiap toko roti.
Roti Brezel atau yang lebih dikenal dengan sebutan "pretzel" dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu jenis roti yang paling ikonik di dunia. Bentuknya yang khas dengan simpul unik dan rasa gurih yang memikat telah menjadikan brezel sebagai camilan favorit di berbagai belahan dunia, memiliki rasa rasa gurih asin.
Roti Brezel memiliki bentuk yang sangat khas, seperti simpul longgar dengan tiga lubang utama yang terbentuk dari lilitan adonan. Simpul ini memiliki bagian tengah yang lebih tebal dan lengan atau ujung yang lebih tipis. Bagian permukaan roti cenderung halus dan mengkilap dengan warna cokelat tua, yang sering kali dihiasi dengan taburan garam kasar. Bentuk ini tidak hanya unik secara visual tetapi juga berfungsi untuk memberikan tekstur yang bervariasi, di mana bagian simpul yang lebih tebal lebih empuk, sementara lengan yang lebih tipis cenderung lebih renyah.
Untuk membuat roti brezel tradisional, bahan-bahan dasarnya cukup sederhana meliputi; tepung terigu. Menggunakan tepung terigu dengan kandungan protein yang cukup tinggi (seperti tepung roti) akan memberikan struktur yang baik pada adonan; kemudian air, digunakan untuk mencampur dan mengaktifkan ragi; ragi kering aktif, diperlukan untuk membantu adonan mengembang; sedikit gula untuk membantu mengaktifkan ragi; garam untuk rasa dan juga untuk memperkuat gluten dalam adonan; mentega yang dilelehkan atau suhu ruang, digunakan untuk memberikan kelembutan pada adonan; soda kue dilarutkan digunakan sebelum memanggang untuk memberikan brezel warna cokelat yang mengkilap dan rasa khas; serta garam kasar, untuk taburan di atas brezel sebelum dipanggang untuk menambah rasa.
Asal usul roti ini sarat dengan legenda dan kisah yang menarik. Berikut saya sedikit uraikan sebagai selingan dalam masa tinggal saya beberapa lama di Jerman, tepatnya di Leverkusen, kota yang terletak di negara bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman.
Sejarah brezel dimulai di Eropa, terutama di wilayah yang kini dikenal sebagai Jerman dan Austria. Salah satu legenda yang paling populer menyebutkan bahwa brezel pertama kali dibuat oleh seorang biarawan di Eropa pada abad ke-7.
Menurut cerita ini, biarawan tersebut menciptakan roti berbentuk simpul sebagai hadiah untuk anak-anak yang berhasil menghafal doa. Bentuk simpulnya dikatakan melambangkan tangan yang dilipat dalam doa, sehingga brezel menjadi simbol keimanan dan pengabdian.
Legenda lain menyebutkan, brezel diciptakan oleh para biarawan di Italia pada abad ke-5 atau ke-6 sebagai simbol persatuan Trinitas Suci dalam agama Kristen, dengan tiga lubang yang mewakili Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dari sinilah, brezel mulai menyebar ke seluruh Eropa, terutama di daerah-daerah di mana agama Kristen berkembang pesat.
Di Jerman, brezel benar-benar mendapatkan popularitas. Di setiap stasiun kereta api juga di beberapa pusat pertokoan, roti ini menjadi bagian integral dari budaya makanan. Di wilayah Bavaria, brezel menjadi camilan yang sering disajikan bersama bir, terutama selama festival seperti Oktoberfest. Di sini, brezel dibuat dengan adonan yang diberi larutan alkali sebelum dipanggang, yang memberi kulitnya warna cokelat yang mengkilap dan rasa yang khas.
Di Jerman, terdapat berbagai variasi brezel, mulai dari yang asin dengan taburan garam kasar hingga yang manis dengan lapisan gula, juga ada isian daging. Setiap daerah di Jerman memiliki versi brezel yang sedikit berbeda, menunjukkan bagaimana roti ini telah diadaptasi dan disesuaikan dengan selera lokal.
Dari pengalaman saya bezel di Düsseldorf tidak akan Anda temukan di daerah atau stasiun kereta api lain. Bezel di Düsseldorf khas. Varian yang paling saya suka yang saya sebut original adalah bizel dengan rasa asin. Saya pernah mencari dan bertanya bezel yang saya temui dan biasa konsumsi di Düsseldorf, di Stasiun Kereta Api Leverkusen, Essen dan Duisburg. Jawabannya tidak ada, dan itu bezel khas yang ada di Düsseldorf.
Brezel kemudian menyebar ke Amerika Serikat melalui imigran Jerman pada abad ke-18 dan ke-19. Konon di Amerika, pretzel berkembang menjadi camilan populer, terutama di Pennsylvania, di mana banyak imigran Jerman menetap. Di sini, variasi baru seperti pretzel keras diciptakan, yang berbeda dari brezel tradisional yang lebih lunak.
Hari ini, pretzel dapat ditemukan di hampir semua tempat di dunia, dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern. Bentuk dan rasa brezel juga terus berkembang, dengan berbagai variasi rasa dan bentuk yang disesuaikan dengan selera global.
Selain sebagai makanan, brezel juga memiliki makna budaya yang mendalam. Di Jerman, roti ini sering digunakan dalam berbagai upacara dan perayaan, termasuk sebagai bagian dari simbol keberuntungan dalam pernikahan. Bentuk simpul brezel juga dianggap sebagai simbol persatuan dan harmoni.
Brezel, dengan sejarah yang kaya dan simbolisme yang mendalam, bukan hanya sekadar roti, tetapi juga bagian dari warisan budaya Eropa yang telah bertahan dan terus berkembang selama berabad-abad. Dari biara-biara di Eropa abad pertengahan hingga festival-festival modern, brezel tetap menjadi simbol persatuan, keberuntungan, dan kenikmatan sederhana dalam setiap gigitan. (Sukemi)