Sarana Minim, Guru SD di Lokasi Teror Jember Digaji Wali Murid
Sebanyak 32 siswa sekolah dasar tiap hari belajar dengan penuh keterbatasan. Bukan hanya tak memiliki bangku belajar, di sekolah itu juga tidak memiliki buku bahan ajar.
Mereka belajar lesehan di atas lantai bangunan dedung yang dibangun menggunakan dana bantuan Belanda beberapa tahun lalu. Mereka belajar di bawah bimbingan satu orang guru.
Bangunan sekolah itu berada di Pedukuhan Patungrejo, Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember. Sekolah itu tepat berdiri di dusun yang beberapa waktu lalu terjadi teror pembakaran dan perusakan rumah.
Sekolah itu, sebenarnya merupakan cabang dari SDN Mulyorejo 02. “Ini merupakan kelas jauh dari SDN Mulyoreko 02. Dibuka kelas jauh karena jaraknya ke sekolah induk membutuhkan waktu dua jam perjalanan,” kata Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Silo, Sutikno, Senin, 22 Agustus 2022.
Menurut Sutikno, sebelum insiden teror, ada tiga orang guru yang mengajar di kelas jauh itu. Namun, saat ini hanya tinggal satu orang, setelah dua orang di antaranya masih belum kembali pasca teror.
Tiga guru yang masih bertahan hingga saat ini, adalah mereka yang rumahnya berdekatan dengan kelas jauh itu.
Meskipun mereka mengajar 32 siswa yang merupakan kelas jauh dari sekolah dasar negeri, namun mereka tidak pernah mendapat bayaran yang layak. Sehingga sejauh ini, mereka biasanya dibayar dari iuran wali murid secara suka rela.
“Bayaran yang diterima tiga guru itu tidak pasti, karena bersumber dari sumbangan suka rela wali murid,” jelas Sutikno.
Atas kondisi itu, Sutikno berharap ada perhatian dari Pemkab Jember. Setidaknya para guru yang berjuang mencerdaskan anak bangsa itu diberi bantuan berupa insentif.
Bahkan, jika memang memungkinkan, Sutikno juga berharap tiga guru itu didata dan dimasukkan ke daftar Dapodik saat mereka lulus nanti.
“Tiga guru itu masih tercatat sebagai mahasiswa antara semester tiga sampai lima. Kami berharap saat mereka lulus nanti bisa langsung dimasukkan ke Dapodik agar kesejahteraan mereka lebih terjamin,” pungkas Sutikno.
Sementara itu, Kepala SDN Mulyorejo 02 Ratih Wulandari mengatakan, hingga saat ini dua guru yang biasa mengajar di kelas jauh itu belum kembali.
Rumah mereka juga menjadi sasaran teror pembakaran dan perusakan rumah beberapa waktu lalu. Termasuk administrasi, laptop dan bahan ajar yang disimpan di rumah itu juga terbakar.
Meski demikian pembelajaran dengan segala keterbatasan tetap berlangsung di bawah bimbingan satu orang guru.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jember Suko Winarno mengatakan, pihaknya belum menerima informasi secara lisan maupun tertulis atas kondisi sekolah itu.
Suko berjanji akan meminta satuan pendidikan di Kecamatan Silo untuk mengecek langsung. Pihaknya akan mendata kerusakan fasilitas dan sarana belajar akibat teror yang terjadi beberapa waktu lalu.