Sarah, Si Pendulang Emas: Kejenuhan Itu Harus Dilawan
Ada pepatah berbunyi "buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya". Mungkin ini pas menggambarkan Sarah Tria Monita, atlet pencak silat yang menyumbangkan emas untuk Indonesia di ajang Asiang Games 2018 di Jakarta dan Palembang, kemarin.
Meski bukan dari cabang olahraga yang sama, namun darah atlet memang sudah mengalir dalam diri Sarah. Sarah berasal dari keluarga atlet. Orang tuanya merupakan atlet voli Jawa Timur.
Kesuksesan Sarah ini tentu tak lepas dari peran keluarga, terutama orang tua. Sarah mengaku menekuni dunia pencak silat selain karena hobi juga karena keinginannya menjadi seorang atlet profesional.
"Keluarga saya merupakan atlet voli. Saya menekuni pencak silat ini karena saya memang hobi bela diri. Terus ingin fokus menjadi atlet profesional," ungkap Sarah saat dihubungi pada Kamis, 6 September 2018.
Menjadi seorang atlet perempuan, apalagi cabang pencak silat yang terkesan keras, tak membuat Sarah terbebani. Ia justru tertantang untuk terus berjuang meraih impiannya.
"Sebenarnya sih bukan tantangan, tapi suatu perjuangan. Dan kelelahan, kejenuhan itu justru harus dilawan," tutur perempuan kelahiran Lampung, 31 Mei 1995 ini.
Perempuan yang menekuni pencak silat sejak tahun 2010 mengaku terinspirasi dari syair lagu Via vallen "tetap fokus satu titik dan raih bintang". Ia mengungkapkan menjadi seorang atlet harus fokus dan giat dalam latihan.
Usai mengikuti Asian Games, perempuan yang juga pernah menjuarai kejuaraan Internasional 2016 di Denpasar ini mengaku ingin melepaskan penat dengan berlibur terlebih dahulu.
Ia juga sedang fokus membangun rumah tangga barunya bersama Iqbal Candra Pratama, yang juga atlet pencak silat.
Sedangkan soal bonus ia terima setelah berhasil meraih emas, Sarah mengatakan, bonus itu akan ia gunakan untuk memberangkat haji orang tuanya.
"Pertama untuk zakat, setelah itu untuk memberangkatkan haji orang tua," pungkasnya.
Sarah merebut medali emas setelah mengalahkan pesilat asal Laos Nong Oy Vongphakdy di kelas C putri atau 55 kg-60 kg. (amm/wit)