SAPMA Surabaya Apresiasi Festival Aspirasi Gagasan Whisnu Sakti
Gagasan Festival Aspirasi sebagai Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Surabaya khusus untuk anak muda yang digagas oleh Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, diapresiasi oleh berbagai kalangan, salah satunya dari organisasi kepemudaan SAPMA Kota Surabaya.
Sekretaris Jendral Satuan Pelajar, Pemuda dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Surabaya, Sandy Dekhoma menyatakan, program Festival Aspirasi dinilai mampu menjadi ‘panggung’ bagi anak muda dalam penyampaian ide, gagasan, dan kreativitas.
“Dengan adanya program ini bisa menampung aspirasi dari masyarakat. Khususnya anak muda Surabaya,” kata Shandy.
Sebagai organisasi pelajar, dan mahasiswa berideologikan Pancasila, menurut Shandy, SAPMA mempunyai tanggung jawab penting dalam mengaplikasikan Pancasila di kehidupan masyarakat.
Adanya program Festival Aspirasi yang digagas oleh Whisnu tersebut bisa menjadi wadah baru bagi pemuda, sekaligus menjadi wadah untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
“Iya itu juga sekaligus bisa menancapkan ideologi Pancasila. Khususnya sila keempat, sebagai bentuk musyawarah dalam menyampaikan sebuah ide yang bisa menjadi kebijakan nantinya,” katanya.
Seperti diketahui, Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana berencana mewadahi aktualisasi anak muda Surabaya. Program tersebut ialah Festival Aspirasi. Agenda ini akan dibuat layaknya Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) daerah. Tapi, pesertanya khusus anak muda yang ingin membantu pembangunan kota Pahlawan.
Festival Aspirasi ini akan menampung seluruh gagasan dan program lapisan anak muda di perkampungan, yang terwakili dari berbagai organisasi Kemahasiswaan maupun ormas dan komunitas, serta penggerak industri kreatif.
Pasangan dari Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2015 ini menerangkan, selama ini gagasan-gagasan anak Muda Surabaya begitu kreatif dan inovatif. Namun, upaya untuk merangkul dan memfasilitasi menjadi program Pembangunan Surabaya ke depan masih minim.
"Ini perlu diapresiasi. Mereka (kaum milenial) bisa mengajukan program apa. Mereka perlu dapat panggung untuk beraktualisasi," kata Whisnu.