21 Ekor Sapi di Kota Batu Mati Mendadak, Organ Dalam Diperiksa
Sedikitnya 21 ekor sapi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, mati mendadak sejak Februari hingga saat ini. Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Batu menerjunkan tim dokter untuk melakukan pengambil sampel organ, untuk mencari penyebab matinya hewan ternak milik warga itu.
Sapi Mati Mendadak
Kepala Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Deny Cahyono memperkirakan sudah ada puluhan sapi milik peternak yang mati secara tiba-tiba sejak Februari yaitu sekitar 21 ekor.
Seorang pemilik sapi, Indra Kurniawan menuturkan, pertama kali mendapati kondisi tak wajar pada sapinya yakni pada Minggu 18 Agustus 2024, malam. Sapi miliknya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan kemudian mengeluarkan busa dari hidung sebelum tubuhnya kaku. "Padahal sehat kondisinya, baik-baik saja tetapi saat akan berdiri langsung jatuh tidak sadarkan diri dan mati. Padahal sebelumnya kondisi sapi sudah dikasih antibiotik, vitamin," katanya dikutip dari Antara, Rabu 21 Agustus 2024.
Sebelum kejadian itu terjadi, dia menuturkan bahwa kandang sudah dalam posisi terkunci dan makanan untuk sapi berada di dalam. "Bukan kali pertama tapi beberapa kali sapi mati, punya peternak lain juga," katanya.
Hasil Cek Organ Dalam
Pemerintah Kota Batu pun menerjunkan tim dokter dari Puskeswan, untuk memeriksa organ dalam sapi yang mati. Dari pengecekan awal didapati organ bagian dalam sapi mengalami perubahan warna dan berubahnya tekstur yang tidak normal seperti halnya di bagian lambung dalam kondisi normal akan berwarna hijau, bukan merah.
"Kami sudah ambil, nanti dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Awal ini ada perubahan organ, ada perubahan kemerahan ini tidak normal," kata Dokter Hewan Puskeswan RPH Kota Batu Wulandari.
Selain lambung, kondisi serupa juga didapati pada sampel organ usus yang seharusnya berwarna putih seiring perubahan organ tersebut diperkirakan adanya racun pada tubuh sapi sehingga pembuluh darah pecah dan organ jadi merah.
Kendati demikian, dia masih belum bisa memastikan penyebab yang memperkuat dugaan keracunan tersebut. "Masih belum diketahui kondisi rumput tersebut terindikasi pestisida atau tidak," imbuhnya.
Advertisement