Santri Temboro Positif Covid, Kabur Saat Dijemput Satgas
JR, 16 tahun, santri Al Fatah, Temboro, Magetan asal Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo dinyatakan positif Covid-19 melalui dua kali rapid test. Hanya saja, saat hendak dijemput Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Minggu malam, 26 April 2020, untuk dikarantina, JR beserta keluarganya keburu kabur.
Dipimpin Ugas Irwanto, Satgas beranggotakan TNI, Polri, dan Satpol PP sempat menggeledah rumah FT, ayah JR di Desa Curahsawo. Penjemputan paksa itu dilakukan karena JR tidak kooperatif ketika akan diminta masuk tempat karantina.
“Dalam situasi genting seperti sekarang ini, kami meminta kerja sama semua pihak. Jangan malah mempersulit kerja Satgas,” kata Ugas, Senin pagi, 27 April 2020.
Dikatakan JR diduga kuat terpapar Covid-19 saat nyantri di Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan. Hal itu diperkuat dengan hasil tes kesehatan, puluhan santri dari daerah lain, bahkan dari Malaysia, yang nyantri di Temboro terpapar Covid-19.
Ugas menambahkan, JR merupakan salah satu santri positif Covid-19 dari klaster Temboro. Sehingga sudah selayaknya ia dirawat di tempat karantina khusus agar tidak menulari orang lain.
Dengan kaburnya JR bersama keluarganya dalam satu mobil ini membuat Satgas Penanganan Covid ketir-ketir. “Dengan kabur begini, susah dibayangkan akibat berikutnya jika JR menulari banyak orang termasuk keluarganya,” kata Kepala Bakesbangpol Kabupaten Probolinggo itu.
Satgas juga mendapatkan keterangan dari Kepala Desa Curahsawo, Akbar Busthomi, yang juga adik FT (ayah JR). “Pihak keluarga berjanji akan menyerahkan JR ke RSUD Tongas, Senin pagi sekitar pukul 09.00,” kata Ugas.
Seperti diketahui, RSUD Tongas merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19. Sejumlah pasien Covid-19 sebelumnya sudah ditangani rumah sakit milik Pemkab Probolinggo itu.
Informasi dari warga Curahsawo, JR sudah sepekan lebih pulang dari pesantren. Ia sempat dikarantina di SD Negeri Curahsawo 1. Namun belum sampai 14 hari, JR pulang ke rumahnya dengan alasan menjalani karantina mandiri di rumahnya.
“Warga desa resah setelah mendengar dua kali hasil rapid test JR selalu positif. Setelah mau dijemput Satgas Covid-19 malah dia kabur beserta keluarganya,” ujar seorang warga Curahsawo.
Seorang anggota keluarga mengatakan, FT, ayah JR bersikukuh, anaknya sehat. FT tidak ingin JR dikarantina karena sudah mengantongi surat keterangan sehat dari pesantrennya.
Satgas Covid-19 mencatatat, sebanyak 17 orang di Kabupaten Probolinggo dilaporkan terpapar Covid-19. Terakhir, bayi berusia sekitar 1,5 tahun dari Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo merupakan pasien positif Covid-19 yang ke-17.
Tentu saja JR belum termasuk dalam 17 pasien positif Covid-19. Sebab ia dinyatakan positif melalui dua kali rapid test, sehingga perlu menunggu hasil tes swab.