Santri Ponpes di Malang Dapat Sosialiasi Empat Pilar
MPR RI menggelar Sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Ukuwwah, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis 4 Oktober 2018. Sosialisasi tentang Pancasila, UUD, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika ini dilakukan dihadapan ratusan santri.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid mengatakan ponpes adalah bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia. Sebab, Indonesia sendiri diketahui sebelumnya berdiri tak lepas dari perjuangan para kyai dari ponpes.
"Ponpes di Indonesia jumlahnya sangat besar, ada 26 ribu ponpes lebih. Santrinya lebih dari 7 juta di seluruh Indonesia. Mereka menjadi bagian untuk terus melanjutkan peran sejarahnya sebagaimana yamg dilakukan dulu oleh para pahlawan bangsa dan kyai dari ponpes itu," katanya.
Oleh karena itu, Hidayat mengaku para santri perlu mendapatkan informasi langsung tentang seluk beluk Indonesia. Mulai dari peraturan-peraturannya, empat pilarnya yakni Pancasila, UUD, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
"Dan kawan kawan antusias, bukan hanya pesantren ini saja tapi hampir seluruh pesantren yang kita datangi mempunyai sikap yang sama. Bahwa mereka tetap cinta Indonesia, ingin tetap bersama Indonesia, mereka ingin melanjutkan peran sejarah itu," ungkapnya.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini juga berharap tidak adalagi sikap dikotomi terhadap ponpes. Yakni seolah-olah ponpes merupakan sarang radikalisme atau umat islam menjadi terorisme. Sebab, hal itu seperti yang dilakukan penjajah dahulu dengan devide et impera.
"Jangan begitu, justru saya khawatir ide-ide itu adalah ide yang dilakukan penjajah Belanda dengan devide et impera, mengadu domba di antara kita, membuat kita tidak bersahabat, tidak berukhuwah, tidak bersaudara dan saling mencurigai," terangnya.
Di akhir, tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah agar para santri semakin cinta dengan Indonesia. Sebab, Indonesia adalah warisan perjuangan para ulama. Selain itu Hidayat juga berharap agar umat Islam tidak disalahpahami oleh masyarakat.
"Jangan sampai Indonesia phobia atau anti Indonesia maupun Islam phobia atau anti umat Islam, karena seluruhnya mempunyai peran yang luar biasa," pungkasnya. (umr)