Santri Pesantren Ammanatul Ummah Mojokerto Dihajar Temannya Hingga Masuk Rumah Sakit
MAS 15 tahun seorang santri Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto dianiaya rekannya sendiri hingga pendarahan di dalam rongga perut. Santri kelas X itu menjalani operasi di RSUD Sumberglagah.
Kasi Yanmed RSUD Sumberglagah dr Praviko Rahmadho mengatakan, korban dilarikan ke ruang UGD pada Sabtu 21 September 2024. "Laporan teman-teman nerima pasien, pasien itu datang mengaku dipukul temannya di pondok," katanya, Kamis 26 September 2024.
Dari pemeriksaan awal, MAS mengalami pendarahan di dalam rongga perut. Tim medis pun akhirnya memutuskan untuk bedah diagnosis. "Setelah itu dilakukan pemeriksaan di UGD ada hasil USG nya juga lalu dikonsultasikan ke dokter bedah. Akhirnya disimpulkan dokter bedah diagnosisnya, itu ada pendarahan di dalam rongga perut," tegas dr Viko.
dokter Viko menyebutkan, hemoglobin (HB) MAS sempat turun hingga angka 8,5 meski disekujur tubuh korban tidak ada luka terbuka. "Akhirnya dilakukan operasi, kalau dibiarkan bisa inpeksi di dalam rongga perut. Kalau ada benturan dan trauma itukan terjadi pendarahan," ujarnya.
Operasi dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB setelah 4 jam kedatangannya di UGD RSUD Sumberglagah. "Akhirnya diputuskan untuk di operasi cito atau operasi segera. Datang jam 1 siang, terus jam 5 itu sore ke atas langsung dilakukan operasi," bebernya.
Kini santri asal Medan tersebut dalam kondisi mulai stabil dan dipindahkan ke ruang VIP rawat inap di RSUD Sumberglagah, Kecamatan Pacet. Keluarga dari MAS tiba sejak Selasa 22 September 2024 lalu. "Kondisi korban sudah pindah ke ruangan VIP rawat inap. Ya stabil (saat ini). Ini kelihatan sekilas kok gak kelihatan tanda-tanda luka lagi sih. Orangtua sudah datang kok ini," imbuhnya.
Sementara Kapolsek Pacet AKP Agus mengaku belum mendapatkan laporan terkait kasus penganiayaan santri Pondok Pesantren Ammanatul Ummah. "Belum ada laporan masuk," ujarnya.
Terpisah Ketua Yayasan Amanatul Ummah, Muhammad Al Barra atau Gus Barra membenarkan MAS ialah santrinya. Namun ia belum mengetahui kronologi pengeroyokan yang dialami MAS. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kondisi MAS berangsur membaik. Menurut Gus Barra, saat ini pengurus ponpes tengah memfasilitasi mediasi antara orang tua korban dan para pelaku. “(Kondisi) hari ini anaknya sudah baikan. Informasinya sekarang sedang mediasi dengan orang tua masing-masing pelaku,” tuturnya.
Ia menambahkan, korban dan para pelaku ini duduk di bangkus kelas X SMA Unggulan Amanatul Ummah. “Kelas 10 SMA, (santri) baru semua,” tandasnya.