Santri Pobolinggo 'Ngeluruk' Pemkot dan DPRD Tolak Hiburan Malam
Ribuan santriwan dan santriwati ngeluruk Pemkot dan DPRD Kota Probolinggo, Senin, 19 Agustus 2019. Mereka berdemonstrasi untuk mendukung kebijakan Wali Kota Hadi Zainal Abidin, yang tidak lagi memperpanjang izin operasional dua tempat hiburan malam (karaoke).
Mereka membawa sejumlah pamlet berisi tuntutan agar Probolinggo bebas kematsiatan, narkoba, hingga miras. Para santri juga bersholawat dan berdoa di tengah terik matahari di depan Pemkot Probolinggo.
Pengunjuk rasa juga menyebarkan surat petisi yang juga diberikan kepada wartawan. Intinya, tempat hiburan malam lebih banyak keburukannya dibandingkan manfaatnya.
Sekretaris Muslimat, Musyarofah mengatakan, tempat hiburan malam sering disalagunakan untuk ajang selingkuh, pesta miras, hingga peredaran narkoba.
Wali Kota saat menerima pengunjuk rasa mengaku berterima kasih, kebijakan Pemkot didukung masyarakat.
"Kami banyak menerima masukan dari masyarakat, tempat hiburan malam banyak madlorotnya. Ada emak-emak yang ekonominya terganggu, suaminya kabur bersama pemandu lagu," katanya.
Karena itu Habib Hadi, panggilan akrab wali kota, mengaku, siap menanggung apa pun risiko terkait tidak diperpanjangnya izin operasional tempat hiburan.
Usai menemui wali kota, para santri mendatangi gedung DPRD. Mereka kembali menyampaikan agar Probolinggo bebas tempat hiburan malam.
Para santri sempat mengancan akan "menginap" di gedung DPRD hingga tuntutannya dipenuhi. "Syukurlah tuntutan kami dikabulkan," ujar seorang santri. (isa)