Santri Menikmati Duren, Begini Mbah Moen Memanfaatkan Waktu
Di tengah perjalanan pandangan sopir dan santri yang mengikuti perjalanan KH Maimoen Zubair, padangan tertuju kepada buah buah durian. Buah-buah durian dijajakan di pinggir jalan.
Mata batin Mbah Moen yang tajam langsung bisa menangkap keinginan mereka.
"Kepingen duren" ? tanya beliau
"Enggih, Yai," jawab mereka tanpa basa basi dan mengabaikan rasa malu.
"Ya,wis kana tuku (Ya sudah, kesana beli!," kata Mbah Moen seraya memberikan uang untuk membeli durian.
Mobil pun di parkir di tepi jalan. Sopir dan santri membeli durian, sedangkan Mbah Moen tetap berada di dalam mobil. Menunggu sampai mereka rampung menikmati buah durian.
Dalam perjalanan banyak hal yang dikerjakan Mbah Moen, mulai mendaras Al-Quran, muthala'ah (menelaah), mengarang kitab, memberi wejangan kepada santri yang mengikutinya. Bahkan menyuapkan makanan dan memijit sopir.
Bagi Mbah Moen waktu begitu bermanfaat. Pantas ketika beliau meninggal dunia alam begitu bersedih.
Semua seolah mati, langit hujan.
Angin berhenti berembus.
Berhari hari matahari bersembunyi di balik awan.
Semoga Allah merengkuh dalam Kasih sayang-Nya yang Maha luas, serta menanugerahkan rasa cinta kepada Mbah Moen di hati kita dengan cinta yang sesungguhnya.
لشيخنا العلامة العارف بالله الشيخ ميمون زبير الفاتحه..ـ..
Kini, ketika sedang melakukan ibadah umrah, banyak umat Islam Indonesia yang menyempatkan waktunya untuk berziarah ke makam Mbah Moen di Maqbarah Baqih, Makkah. Tak ketinggalan, kini KH A Mustofa Bisri bersama keluarga, sedang menziarahi Mbah Maimoen Zubair, yang beruntung dimakamkan di dekat Makam Sayidina Khadijah isteri Rasulullah Muhammad Saw.