Santri Genggong Raih Juara Terbaik Nasional Film Pendek
Jakarta: Kreativitas yang terus menerus digali, akan menghasilkan karya yang baik. Hal itu dibuktikan Sinta Wina Maryani dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur, dengan judul film ‘Diary Santri’. Dalam Lomba Film Pendek Santri Antar-Pesantren se-Indonesia 2017, ia meraih Sutradara Terbaik I.
Film pendek produksi para santri Genggong berjudul “Diary Santri” ditetapkan sebagai film pendek terbaik karya santri Indonesia tahun 2017. Selain itu, sutradara film pendek ini, ditetapkan sebagai sutradara terbaik nasional tahun 2017.
Prestasi tersebut disematkan pada acara malam Anugerah Pemenang Lomba Film Pendek Santri Antar- Pesantren Se-Indonesia pada 25 Maret 2017.
Acara yang digelar di Auditorium HM Rosyidi, Gedung Kementerian Agama di Jalan MH Thamrin, Jakarta dihadiri sejumlah tokoh nasional. Di antaranya Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin, dan sejumlah tokoh lainnya termasuk insan perfilman, Dedy Mizwar.
Pada acara tersebut, tiga dewan juri melakukan penilaian. Tiga dewan juri yakni Habiburrahman El Shirazy, Dani Sapawie, dan Embie C. Noor. Mereka memutuskan tiga nama pemenang pada masing-masing kategori. Yaitu Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik dan Film Terbaik.
Berikut peraih predikat terbaik: Sutradara Terbaik I, diraih Sinta Wina Maryani dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur, dengan judul film ‘Diary Santri’. Sutradara Terbaik II diraih oleh Zaira Rizqiany Firdaus dari Perspektive of Sineas SMK Al Wafa, Bandung, Jawa Barat, dengan judul film, ‘Jujur = Pintar’.
Sutradara Terbaik III diraih oleh Zafran Nabil Fauzan, dari Raru Production Pondok Pesantren Modern Rahmatul Asri, Enrekang, Sulawesi Selatan, dengan judul film ‘96’.
Selain itu, kategori Film Terbaik. Film Terbaik I jatuh pada film berjudul ‘Diary Santri’ karya Pondok Pesantren Hasan, Genggong, Probolinggo, Jawa Timur. Film Terbaik II jatuh pada film berjudul ‘A Light’ karya Pondok Pesantren Al Ikhlas Putri, Kuningan, Jawa Barat. Film Terbaik III jatuh pada film berjudul ‘Alif’, karya Pondok Pesantren Nurul Huda, Pring Sewu, Lampung.
Sedangkan Penulis Skenario Terbaik I diraih oleh Syahdan Asmara dari Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, dengan judul film ‘Anna Dofatul Minal Iman’.
Penulis Skenario Terbaik II diraih oleh M. Ardianysah dari Pondok Pesantren Al Taqwa, Depok, Jawa Barat, dengan judul filmnya ‘Singa-singa Peradaban’. Penulis Skenario Terbaik III diraih oleh Siti Nur Hikmah dari MTS Miftahul Khaer, Babakan, Sukabakti, Curug, Tangerang, dengan judul film ‘Tabungan Masa Akhir’.
Lomba Film Pendek Antar Pesantren Se-Indoneisa, merupakan rangkaian acara Festival Santri 2017 yang diselenggarakan oleh Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam, Majelis Ulama Indonesia. Lomba film pendek tersebut telah dimulai sejak September 2016. Penerimaan karya dimulai pada Oktober 2016 dan berakhir 28 Februari 2017.
Setelah melalui tahap seleksi administratif, terdapat 118 film pendek dari berbagai pesantren dan Boarding School di berbagai penjuru Indonesia, antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Lomba film pendek ini diikuti oleh para santriwan santriwati dan siswa-siswi dari pesantren dan boarding school tingkat SLTP dan SLTA.
KH. Hassan Ahsan Malik, salah satu pengasuh Ponpes Genggong pada acara tersebut bertindak sebagai pendamping tim film pendek “Diary Santri”. Nun Alex, sapan karib beliau menuturkan, raihan prestasi tersebut merupakan sebuah kebanggaan.
“Santri PZH Genggong mampu membuktikan bahwa santri tidak hanya pandai membaca kitab kuning. Tapi juga mempunyai daya kreatif dalam dunia nada-dakwah serta perfilman. Sekaligus memiliki jiwa seni budaya yang tinggi. Para santri bisa mengelaborasi nilai Islam dalam ranah movie, advertising, broadcasting,” terang kiai muda yang merupakan keponakan dari Ketua PWNU Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah ini. (adi)