Santri di Blitar Meninggal, Pimpinan Ponpes Tolak Beri Keterangan
Santri Muhamad Ali Rofqi alias MAR yang meninggal dunia di Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar di Rumah Sakit Ngudi Waluyo, Wlingi, Kabupaten Blitar akibat dikroyok santri lainnya dimakamkan pada Minggu, 7 Januari 2024 di pemakaman Desa Pandanarum.
Jenazah MAR diberangkatkan dari rumah duka pada jam 12.00 WIB, diiringi ratusan pelayat baik yang berasal dari para santri dan wali santri di pondok tempat MAR menimba ilmu, serta masyarakat sekitar.
Kepala Desa Pandanarum, Mas'udin, membenarkan bahwa santri yang meninggal merupakan warganya.
”TKP bukan di desa kami, tetapi korban merupakan warga kami yang bernama Muhamad Ali Rofqi putranya Pak Yoyok. Dini hari tadi saya dengar ada korban bullying meninggal, terus dimakamkan di pemakaman desa,” kepada wartawan di rumahnya, Minggu, 7 Januari 2024.
“MAR merupakan anak pertama dari kedua anak Yoyok,” tambahnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi tentang kejadian yang menimpa MAR, Pimpinan Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Kiai Muhroji, saat di rumah duka sesaat sebelum pemakaman, Muhroji menolak memberikan keterangan
“Kemarin sudah datang ke Kementrian Agama.Pondok mendukung proses hukumannya seperti Apa? Saya sepenuhnya menyerahkan ke Polres,” ujarnya.
Muhroji juga mengatakan, seluruh proses penyelidikan dan siapa saja saksi yang sudah dimintai keterangan oleh kepolisian, Muhroji, mengaku tak tahu karena semua diserahkan ke Polres.
“Ini saya serahkan ke Polres, saya mau berangkat ke makam dulu ya,” pungkasnya.