Santiago Solari Tampaknya Siap Jadi Kambing Hitam
Santiago Solari dihadapkan pada situasi pelik menyusul kekalahan empat kali beruntun sejak pertengahan Februari hingga awal Maret 2019. Hasil buruk kontra Ajax 1-4 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions menjadi tamparan terakhir bagi pelatih asal Argentina tersebut.
Situasi semakin runyam karena dewan klub tak menyukai pilihan Solari menepikan sejumlah bintang yang berjasa besar mengantarkan Madrid meraih seabrek gelar dalam tiga musim sebelumnya.
Kendati begitu, legenda Madrid ini tak pernah menyesali keputusannya untuk mencadangkan pemain sekelas Marcelo, Isco, Marco Asensio dan sesekali Gareth Bale. Untuk kasus Isco, Solari mendapat banyak disudutkan oleh banyak pihak. Sebab, dengan kemampuan yang dimiliki, Isco tak pantas ditepikan.
Begitu juga untuk Marcelo. Keputusannya menjadikan bek sayap kiri Madrid asal Brasil ini menjadi penghangat bangku cadangan sempat dipertanyakan petinggi klub, namun Solari tetap bergeming.
Pendirian Solari tak berubah, ia lebih memilih untuk meminggirkan para pemain senior itu dan memberikan kesempatan lebih kepada sejumlah pemain muda untuk menggantikan tempat mereka di tim utama.
Sebut saja Sergio Reguilon untuk menempati pos Marcelo, Vinicius Junior untuk posisi Isco, dan sesekali Fede Valverde serta Marcos Llorente. Keputusan Solari memang sempat memunculkan harapan seiring kemenangan demi kemenangan yang diraihnya pada awal-awal menempati kursi pelatih yang ditinggalkan Julen Lopetegui. Namun euforia itu tak berlangsung lama, performa Madrid mulai merosot. Kekalahan dari Girona dan dua kali di laga El Clasico dari Barcelon, serta terakhir ditekuk Ajax Amsterdam menjadi rentetan hasil menyesakkan bagi Madrid.
Bahkan di saat keputusannya kembali dianggap tak populis oleh petinggi klub, Solari bersikukuh tak berubah sikap. Ia tetap tak pernah menyesali keputusannya untuk tak memberikan banyak jam bertanding kepada sejumlah pemain senior itu. Bahkan Isco benar-benar masuk dalam kotak.
Solari berargumen bahwa sikapnya yang lebih memilih pemain muda lantaran Isco, Marcelo, Asensio dan Bale tak tampil konsisten. Khusus Marcelo, pemain ini dianggap performanya menurun, tidak seperti tiga musim sebelumnya.
Dengan Tetap setia pada argumennya, tentu saja, berarti pelatih Argentina itu sadar betul bahwa setiap saat ia bisa menjadi kambing hitam Real Madrid berikutnya. Ia juga harus siap angkat kaki jika sewaktu-waktu pemecatan menjadi akhir kebersamaannya bersama Real Madrid.