Sanggar Seni Petelot Konte, Wadah Eskpresi Karya Anak Negeri
Gairah Pasuruan dalam ranah kesenirupaannya sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Hal itu terbukti banyak bermunculan komunitas, sanggar, dan perupa muda yang giat berkarya dan menyelenggarakan pameran. Baik pameran di dalam, maupun di luar kota Pasuruan.
Salah satu sanggar yang senantiasa aktif membarakan apinya dalam dunia seni yaitu Sanggar Seni Petelot Konte. Sanggar yang menjadi wadah positif bagi kalangan anak muda yang memiliki minat dan bakat dalam dunia seni.
Pada era sekarang, anak-anak muda telah dihimpit oleh banyak sekali pengaruh negatif dan aktivitas yang merusak spiritualitas, mental, serta fisiknya. Sanggar Seni Petelot Konte hadir sebagai bagian dari upaya untuk menangkal aktivitas yang merusak. Upaya tersebut melalui pembinaan seni kepada generasi penerus dan merayakan kesenian bersama.
Iron Supaley merupakan salah satu pembina Petelot Konte. Ia sering terlibat dalam perhelatan pameran yang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas di dalam dan luar Pasuruan. Di luar Pasuruan yang sering diikuti olehnya, misalnya pameran yang dihelat oleh Sanggar Bambu Yogyakarta. Juga ada Mbah Gatot sebagai pembina satu lainnya yang melanglang buana berkesenian musik dengan sering mengisi acara di pentas-pentas seni. Ia pun juga aktif berpameran karya rupa.
Pada 9-11 Juni 2023 yang lalu di Gedung UNIWARA (STKIP PGRI PASURUAN), Sanggar Seni Petelot Konte menyelenggarakan pameran rutinannya. Pada periode ketiga ini bertajuk CERIA WARNA ANAK NEGERI #3 dengan tema 'Sumringah'.
Sumringah merupakan diksi dalam Bahasa Jawa yang berarti: bahagia. Ekspresi tersebut akan terlihat jelas pada seseorang sebagai luapan kebahagiaan, kegembiraan dan keceriaan. Ekspresi merupakan hal yang amat penting dalam berkarya seni. Kegiatan berekspresi tidak luput dari lingkungan sekitar dalam upaya membantu mengembangkan kepekaan emosional - dalam konteks saat ini - anak untuk dapat mengekspesikan pengalaman yang mereka miliki sehingga mendorong munculnya perilaku kreatif (ekspresif-artistik) dan perilaku apresiatif (eksresif-apresiatif) secara utuh (Triyanto, 2017).
Dengan tema tersebut, para peserta pameran berjumlah 86 perupa muda yang merupakan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, antara lain SD, SMP dan SMA, seluruhnya sedang mengekspesikan kegembiraan masa mudanya. Gembira dalam jiwa, raga dan karyanya. Kegembiraa tersebut ditunjukkan melalui karya yang dominan menggunakan cat akrilik di atas kanvas berukuran 50x70 cm. Media terukur ini bisa jadi awal 'sumringah' tak terbatas bagi perjalanan peserta pameran selanjutnya. Tak terbatas bagi perjalanan anak negeri ke depannya.
Perhelatan seni seperti ini, selain menjadi wadah berekspresi, juga dapat menjadi wadah komparasi bagi para peserta pameran. Komparasi ini menjadi ajang evaluasi berkaryanya, sehingga konsentrasi anak dapat senantiasa fokus pada berkarya.
*Kharisma Nanda Zenmira, penulis seni tinggal di Purwosari - Kab. Pasuruan
Advertisement