Sandiaga Buka Suara Soal Opsi Autopsi Petugas KPPS
"Innalillahi wa innailaihi rojiun, kita baru saja bertakziah di kediaman Bapak Choirul Jaelani (suami Aida). Kami ingin menyampaikan bela sungkawa dari Pak Prabowo dan seluruh tim," kata Sandi.
Bagi Sandi, almarhumah Aida adalah pejuang demokrasi. Sebab, meski Aida mengalami sakit tiga hari sebelum pemungutan suara, almarhumah diketahui tetap mempersiapkan semua kelengakapan Pemilu di TPS-nya.
"Almarhumah Ibu Choirul (Aida) sudah menjadi pejuang demokrasi, wafat tanggal 20 April, tentunya kita semua berdoa insya Allah Bu Choirul, Nur Aidah Hayati, husnul khotimah," katanya.
Sementara itu, suami Aida, Choirul Jaelani (67) membenarkan kalau istrinya tidak sempat bertugas pada saat hari pemungutan suara Rabu 17 April 2019, lalu.
Karena 3 hari sebelum penyelenggaraan pemilu, Aida tiba-tiba muntah darah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, setelah 7 hari dirawat nyawa Aida tak tertolong.
"Menjelang pemilu itu muntah darah dan dibawa ke rumah sakit terdekat, tiga hari sebelum pemilu hari Minggu, 14 April 2019," kata Choirul.
Choirul pun mengaku keluarganya kini telah mengikhlaskan kepergian Aida. Pasalnya, kata dia, istrinya itu sudah mengidap penyakit hepatitis B sejak 15 tahun lamanya.
"Kita menerima dengan ikhlas tawakkaltu alallah apa penyebabnya, apa itu, tidak penting. Yang penting takdir Allah, kita ikhlas itu kehendak Allah," pungkas Choirul. (frd)
Like
Advertisement