Sandi Langkahi Makam KH Bisri, Warga NU Mengeluh pada Hasto
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengaku didatangi beberapa warga NU yang mengeluhkan sikap cawapres Sandiaga Uno yang melangkahi makam salah satu pendiri NU, (alm) KH Bisri Syansuri.
“Kami memahami kegusaran warga NU terhadap tindakan tidak terpuji Sandiaga yang melangkahi makam almarhum KH Bisri Syansuri,” kata Hasto di Posko Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf di Surabaya, Jumat, 16 November 2018.
Lebih jauh, Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan, ziarah kubur haruslah dilandasi oleh niatan suci dan penuh rasa hormat. “Apa yang dilakukan Sandiaga mencerminkan dia lebih banyak mengeyam pendidikan Barat, sehingga tidak memahami kepribadian bangsanya sendiri,” kata Hasto.
Menurut Hasto, ziarah dengan motif kekuasaan hanya akan menghasilkan karma politik. "Apa yang dilakukan oleh Sandi telah menyentuh hal yang paling elementer terkait dengan karakter pemimpin yang seharusnya respek dengan tradisi keagamaan dan kultur bangsanya. Tidak heran kampanye belum lama berlangsung, mereka sudah tiga kali meminta maaf. Jadi pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam, dan jangan kedepankan pencitraan seolah agamis. Itulah akibatnya kalau kekuasaan dilakukan dengan cara tidak benar, seperti membeli rekomendasi Rp1 triliun”, kata Hasto menanggapi keluhan warga NU tersebut.
Lebih jauh, Hasto mengingatkan, Jatim adalah pusat penggemblengan anak-anak bangsa dari perpaduan kalangan nasionalis-Islam yang sangat mengerti jiwa dan kepribadian bangsanya.
“Dapur kebangsaan itu (Jatim) menyala-nyala dan tak heran di Kota Surabaya ini semangat kepahlawanan itu muncul, semangat didication of life itu berkobar demi mempertahankan nusa dan bangsa,” ujar Hasto.
Oleh karenanya, TKD, mesin parpol dan relawan di Jatim yang merupakan perpaduan jiwa nasionalis-Islam, harus bisa memenangkan Jokowi-Ma'ruf yang merupakan cerminan dari perwakilan nasionalis dan Islam tersebut.
“Kita tidak hanya sekadar sedang memenangkan Pak Jokowi-Kiai Maruf, tetapi sedang memenangkan nasib kita, memenangkan masa depan bangsa dan negara Indonesia di tangan pemimpin yang lahir dari rakyat,” kata Hasto. (man)