Samurai Bond Indonesia Raih Nilai Investasi 9,04 Triliun Rupiah
Pemerintah Republik Indonesia pada 2 Juni 2022 kembali sukses menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bonds) yang mencetak nominal benchmark size sebesar JPY 81 miliar (Rp 9,04 triliun). Ini adalah penerbitan untuk ketiga kalinya di masa pandemi sejak Juli 2020.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi memastikan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia terus dikomunikasikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo kepada pemangku kepentingan terkait di Jepang. Khususnya menyangkut kemudahan dan kredibilitas investasi untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia.
“KBRI Tokyo berkomitmen kuat untuk berperan aktif dalam mengampanyekan perkembangan positif perekonomian dan investasi Indonesia dalam setiap kesempatan kepada mitra swasta dan Pemerintah Jepang. Salah satu instrument konkretnya adalah Samurai Bond yang mendapatkan kepercayaan luar biasa dari para investor di Jepang,” ujar Dubes Heri.
Penerbitan Samurai Bonds tahun ini merupakan capaian yang baik di tengah kondisi pasar keuangan yang masih volatile (perubahan naik turun harga) atas dampak dari kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter global serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Penerbitan Samurai Bonds ini digunakan sesuai dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan, termasuk upaya pemulihan ekonomi nasional.
Adapun Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd dan Nomura Securities Co., Ltd; Berdasarkan tipe investor pada transaksi ini terdiri dari city banks (12.3%), lifers (8.6%), asset managers (24.8%), central cooperatives (12.3%), central public funds (2.5%), regional banks/regional cooperatives (13.2%), property insurance (0.2%) dan lainnya (9.1%). Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat 16,8% dari jumlah total investor.
Capaian positif dalam penerbitan Samurai Bonds ini merupakan bagian dari strategi pembiayaan yang bersifat fleksibel dengan memanfaatkan kondisi pasar dengan suku bunga yang relatif masih cukup rendah, mengingat tren kenaikan suku bunga global masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.