Samsung Tutup Kantornya di Israel
Raksasa elektronik Samsung Next mengumumkan menutup kantor mereka di Israel, pada Kamis 11 April 2024. Meski investasi Samsung di Israel akan tetap berlanjut. Kelompok Boikot Divestasi dan Sanksi (BDS) menyebut hengkangnya Samsung sebagai dampak aksi boikot dan kesadaran global akan tindakan genosida Israel di Gaza, Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Presiden dan Direktur Manajer Samsung Eyal Miller via email, dikutip dari Calcalistech. "Meski kehadiran fisik kami di Israel selesai, kami tetap berkomitmen investasi di Israel," kata pernyataan tersebut.
Penutupan menurut Samsung dilakukan karena perubahan model kerja mereka, sehingga harus memindah kantor mereka di Israel ke luar negeri.
Diketahui, Samsung memiliki tiga kantor utama. Masing-masing di Korea Selatan, Israel, dan di Amerika Serikat tepatnya di California sebagai kantor utama Samsung. Kantor Samsung di Israel sebagian besar fokus pada dana investasi yang mendorong startup dan developer lokal tumbuh dan bermanfaat bagi Samsung.
Viral Dampak Boikot
Keputusan Samsung angkat kaki dari Israel disambut positif oleh netizen. Mereka menyimpulkan Samsung pergi dari Israel sebagai dampak aksi boikot BDS yang banyak dilakukan kepada produk yang berafiliasi dengan Israel. Laman BDS Movement menyebut jika keluarnya Samsung Next dari Israel menjadi indikator terbaru runtuhnya perekonomian Israel.
Laman tersebut menyajikan data jika Samsung Next telah berinvestasi sedikitnya pada 70 startup lokal hingga saat ini. Samsung pun menjadi yang terbaru, di antara sejumlah perusahaan elektronik yang sebelumnya telah angkat kaki dari Israel. Sedangkan sektor hi-tech disebut menyumbang angka ekspor Israel mencapai 50 persen dari keseluruhan. Investasi di sektor ini anjlok hingga 56 persen sejak tahun 2023.
BDS menyebut, mundurnya perusahaan teknologi dari Israel mencerminkan pengakuan global atas dua hal yang dianggap jadi risiko besar bagi perusahaan.
Antara lain, putusan sela Mahkamah Internasional atau ICJ yang menyebut jika Israel mungkin melakukan genosida atas warga Palestina di Gaza. Juga akibat perekonomian Israel yang terus mengalami penurunan akibat berbagai hal termasuk gerakan boikot global BDS.