Soal Capaian Kinerja, Khofifah-Emil Sampaikan Keberhasilannya di Periode Pertama Pimpin Jatim
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 02, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak banyak menyampaikan keberhasilan kepemimpinan periode pertama 2018-2023 dalam debat publik Pilgub Jatim 2024 pertama di Graha Unesa, Surabaya, Jumat 18 Oktober 2024 malam.
Dalam debat tersebut, keduanya menyampaikan keberhasilan yang membuat berbagai indikator di Jawa Timur melejit. Salah satunya soal ketahanan pangan, di mana Jatim sebagai lumbung pangan nasional, kemudian iklim investasi yang baik membuat Jatim memiliki realisasi investasi tertinggi pada 2023.
“Pembangunan di Jatim berlangsung inklusif. Ini ditunjukkan dengan angka pengangguran Jatim yang jauh di bawah rerata nasional. Ini artinya Jatim siap untuk menjadi gerbang baru nusantara,” kata Khofifah melalui keterangan tertulis, Sabtu 19 Oktober 2024.
Tak hanya itu, di sektor pendidikan keduanya sudah membuat program BOP Paud se-Jatim, termasuk BOSDA Madin dalam rangka penguatan pendidikan karakter sejak usia dini. Sedangkan di jenjang SMA, pihaknya membuat SMA taruna dari berbagai matra.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengaku, juga memperhatikan nasib masyarakat Madura yang selama ini banyak dikatakan tertinggal. Salah satu upayanya adalah membuka akses transportasi laut yang dapat menghubungkan antar pulau.
“Jadi kami sudah melakukan, bukan hanya akan. Itu semua kami lakukan untuk membangun koneksitas masyarakat Madura dan kepulauan Madura,” tegas Khofifah.
Selain itu, bersama PLN saat itu telah membangun PLTS di 22 pulau yang ada di Kabupaten Sumenep. Sehingga, bisa terkoneksi dengan powerplan.
Tak ketinggalan, dalam mengatasi permasalahan kesehatan, setiap tahun pihaknya selalu mengirim kapal dengan tim dokter untuk memberikan akses pengobatan gratis kepada masyarakat Madura. Khususnya yang berada di kepulauan.
Di bidang kesehatan, komitmennya dalam menurunkan angka penyakit Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi dibuktikan dengan peningkatan layanan kesehatan. Salah satunya mengirim perawat ke seluruh desa di Jatim, sehingga masyarakat bisa mendapat layanan prima.
Sementara itu, Emil Dardak menambahkan, soal angka pengangguran, Jatim didominasi oleh lulusan SMK disebabkan ada tolok ukur berbeda terkait data. Ia mengatakan, banyak yang menghitung angka pengangguran dengan menghitung berdasarkan jam kerja 8 jam.
“Padahal sekarang pekerja kreatif banyak lulus dari SMK kita yang kemudian jadi freelancer. Bahwa tenaga kerja tidak hanya yang karyawan. Karena sekarang eranya adalah gig economy,” ujar Emil Dardak.
Di era gig economy, lanjutnya, anak muda cenderung lebih suka sebagai pekerja lepas yang memiliki jam kerja lebih fleksibel dan juga tidak terikat, namun tetap memiliki penghasilan.
“Pemprov Jatim adalah provinsi pertama yang menyajikan solusi untuk gig economy. Kami mencomblangi antara klien dan user, dan itu banyak dari lulusan SMK,” tegasnya.
Hal itu dibuktikan dengan pendirian Millenial Job Center yang berada di lima bakorwil di Jatim. Sehingga, anak muda mendapat pelatihan dalam pengembangan usaha.
Emil juga berkomitmen mewujudkan tranformasi digital dalam mendongkrak perekonomian di Jatim “Transformasi digital adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh semua. Banyak momen saat saya melakukan dialog dengan anak anak muda, mereka menyampaikan ingin agar usahanya terafilisasi dengan marketplace digital,” tegasnya.
Tak hanya itu, pihaknya telah menciptakan program yang komprehensif bagi UMKM untuk bisa melakukan transformasi digital dengan membentuk pasukan transformasi digital.
Emil menyebut, saat ini ada 10 UMKM yang telah siap jadi percontohan bagi jutaan UMKM di Jatim. “Ini dulu hanya bisa dilakukan oleh agensi besar. Hari ini sudah bisa dilakukan oleh anak-anak muda Jatim yang hebat, bukan hanya di kota-kota besar. Tapi di Madura, di Madiun, Bojonegoro, dan Jember. Mereka sudah bisa melakukan tranformasi digital untuk UMKM yang ada di Jatim,” pungkasnya.