Pilih Mana, Cuci Ulang atau Sekali Pakai Buang tapi Cemari Lingkungan?
Menjaga kelestarian lingkungan sebenarnya mudah dilakukan. Dimulai dari hal-hal yang mungkin kita anggap sepele dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi sampah yang tak bisa didaur ulang atau tidak membuang popok bayi sembarangan.
Soal buang popok ini, tak banyak ibu-ibu yang tahu tentang bahayanya untuk lingkungan. Sudah menjadi rahasia umum masih ada ibu-ibu yang percaya dengan mitos jika membuang popok bayi jangan di tempat sampah.
Karena jika popok dibuang di tempat sampah, takutnya sampah itu dibakar. Jika dibakar, akan berakibat kulit anaknya akan terbakar atau dalam Bahasa Jawa diistilahkan suleten. Padahal hal ini tidak ada hubungannya sama sekali, alias mitos. Karena masih percaya dengan mitos itu, tak heran jika masih banyak ibu memilih membuang popok anaknya ke sungai.
Tapi tahukah Anda, berdasarkan penelitian dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton),-sebuah lembaga nirlaba yang menaruh perhatian pada kelestarian Sungai Brantas,- menyebut, jika kebiasaan membuang popok ke sungai itu bisa mengancam ekosistem.
Ecoton mencatat, sudah ada satu juta popok yang diduga telah dibuang di Sungai Brantas dan Sungai Surabaya. Limbah popok itu kini sudah menjadi konsumsi bagi ikan yang hidup di habitat itu. Ini jelas berbahaya, karena ikan-ikan yang tercemar limbah popok itu, ternyata juga dikonsumsi oleh manusia.
Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho, mengatakan, sebenarnya ada solusi bagi ibu-ibu untuk menghindari kegiatan membuang popok bekas ke sungai. Salah satunya, adalah beralih menggunakan popok cloth diaper (clodi).
"Jangan pakai popok plastik, memang nyaman, tapi semakin nyaman kita akan semakin membahayakan lingkungan. Ganti popok dengan yang bisa dicuci, yaitu popok clodi," kata Andreas, beberapa waktu lalu.
Andreas mengatakan, harga popok clodi memanglah lebih mahal ketimbang popok biasa. Namun jika dikalkulasikan, selama berapa tahun bayi itu menggunakan popok anggaran yang dikeluarkan bisa lebih hemat.
Jika ibu-ibu beralih ke popok clodi, paling tidak tiap ibu itu harus membeli 10 sampai 15 pasang. Harga per popok sekitar Rp. 50.000 sampai Rp. 75.000. Popok clodi bisa digunakan sampai 4 tahun, bahkan juga hingga dapat diturunkan ke adik-adiknya.
Namun, kata Andreas, bila ibu itu membeli popok biasa, biaya yang harus dikeluarkan per harinya sekitar Rp10.000. Bayangkan bila dikalkulasikan hingga 3 sampai 4 tahun usia bayi itu memakai popok. Berapa besar biayanya?
"Clodi itu memang mahal. Tapi kalau dihitung penggunaannya ujungnya sebenarnya lebih mahal popok biasa. Sebaiknya ibu-ibu mau untuk berinvestasi mahal di awal, tapi jistru akan lebih hemat" tambah Andreas.
Tapi masalahnya, jika pakai clodi ibu-ibu yang punya bayi mau tak mau harus sering-sering mencuci. Beda dengan popok biasa yang sekali pakai bisa langsung buang. Ibu-ibu tentu lebih memilih yang lebih praktis. Sekali pakai, langsung buang dibanding harus mencuci untuk dipakai ulang. Tapi kata Andreas, para orang tua mestinya mau untuk menyingkirkan kenyamanannya terlebih dahulu untuk kebaikan anaknya dan lingkungan.
"Kalau masih susah juga, solusi lainnya adalah pisahkan antara sampah popok ini, dengan sampah lainnya. Memang tak bisa diolah secara manual dan juga perlu kerjasama pemerintah untuk membantu ibu-ibu di rumah tangga untuk memisah sampah popok ini," kata dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi, menyatakan pihaknya kini tengah mendorong pemerintah untuk mendesak produsen-produsen popok untuk mendesain ulang produknya agar lebih ramah lingkungan.
"Pemerintah sekarang kita dorong untuk mendesak perusahaan-perusahaan untuk membuat produk yang lebih ramah lingkungan," kata dia, saat dihubungi ngopibareng.id, Jumat, 3 Agustus 2018. (frd/amr)
Advertisement