Sampah Plastik Merek Ini Banyak Mencemari Jawa Timur
Sampah plastik bungkus produk dari sejumlah merek banyak tercecer di sungai dan pantai di Jawa Timur. Perusahaan juga dituntut bertanggungjawab atas sampah plastik mereka.
Audit Sampah Plastik
Peneliti Ecoton Rafika Aprilianti menyebut, Ecoton secara berkala melakukan brand audit setiap bulan. Bentuknya berupa clean up, membersihkan sejumlah titik sungai dan pantai di Jawa Timur, dari sampah plastik.
"Sambil besih-bersih, kami melakukan brand audit. Melihat merek apa saja di sampah plastik itu," kata Rafika pada Ngopibareng.id, Senin 15 November 2022.
Dalam brand audit terakhir, didapati sampah sachet produk Wings menjadi yang terbanyak, sekitar 523 pieces, diikuti Unilever 330 buah, Indofood 307 buah, Mayora 209 buah, dan Ajinomoto 183 buah. "Ini 5 top brand di Jawa Timur," katanya.
Aksi itu dilakukan sedikitnya di empat wilayah, yaitu di Sungai Brantas Malang, Waduk Sengguruh di Kabupaten Malang, Mangrove Wonorejo Surabaya, dan di pesisir pantai di Surabaya.
Sampah merek lain seperti Forisa, Java Prima, Siantar Top, Santos, Nestle, Mondelez, PNG, Riches, Frisian Flag, Sosro, dan sampah tak bermerek.
Selain di Jawa Timur, gerakan serupa menurutnya juga dilakukan banyak aktivis di dunia lewat kampanye Break Free From Plastik (BFFP). "Ini gerakannya di banyak negara di dunia. Hasil auditnya menempatkan sampah Coca Cola jadi yang teratas," lanjutnya.
Ikan Banci
Temuan itu menurut Rafika menunjukkan sedikitnya dua hal. Bahwa ternyata tak 100 persen sampah berakhir di tempat sampah. "Ada banyak sampah plastik yang dekat dengan masyarakat, tercecer dan mencemari sungai," katanya.
Sampah itu sebagian besar berupa sachet sampo, sabun cuci, juga bungkus mi instan. Selanjutnya, sampah yang mencemari sungai berdampak buruk pada ikan di sungai.
Plastik yang terurai melepaskan kandungan dan berdampak pada berubahnya hormon pada ikan. Temuan ini menurut Rafika, telah diketahui sejak tahun 2018 lalu.
"Plastik yang terurai melepaskan kandungan semacam hormon estrogen namun sintetis. Ini menyebabkan banyak ikan jantan jadi berkarakter feminin, dan interseks," lanjutnya.
Dampaknya, keanekaragaman di ikan terutama di Sungai Brantas berkurang. Selain itu reproduksi ikan juga berkurang sebab banyak ikan jantan tak subur akibat tercemar estrogen sintesis dari plastik. "Ikan tak bisa membedakan makanan dan sampah plastik. Jadi banyak yang dimakan," lanjutnya.
Rekomendasi Ecoton
Hasil itu juga dilanjutkan dengan membuat rekomendasi terhadap berbagai merek yang menyumbang sampah plastik.
Di antaranya agar mematuhi Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolahan sampah. "Salah satu pasalnya telah menjelaskan tentang ekstended producer responsibility (IPR). Jadi perusahaan wajib bertangungjawab atas plastik yang dihasilkan," lanjutnya.
Ecoton pun memberikan rekomendasi agar produsen menyediakan layanan refill, terutama di pemukiman padat penduduk. Layanan refill diharapkan mampu mengurangi sampah plastik sebab pembeli akan membawa wadah sendiri.
Hal ini pun sudah diterapkan salah satunya di kantor pusat Ecoton di Gresik. "Di kantor, kami juga menjual produk refil seperti sabun sehingga mengurangi sampah plastik," imbuhnya.