Sampah Plastik Berusia 19 Tahun akan Dipamerkan di Jakarta
Bungkus plastik Indomie berusia 19 tahun viral dan terus menjadi pembahasan publik. Hingga Senin malam 08 April 2019, postingan yang diunggah akun twitter @selfeeani dibagikan sebanyak 72.000 kali oleh pengguna twitter lainnya. Termasuk akun twitter Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Berbagai pihak pun ingin menggunakan sampah plastik tersebut untuk projek sadar lingkungan.
Fianisa Tiara Pradani, 21 tahun, adalah pemilik akun tersebut. Mahasiswi Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (PSPK), Universitas Brawijaya ini masih menyimpan sampah plastik yang ia pungut saat di Pantai Sendang Biru pada 7 April lalu. Mahasiswi yang akrab dipanggil Fia ini menceritakan kalau sudah ada dua pihak yang ingin meminjam bungkus plastik Indomie berusia 19 tahun itu.
“Mau dikirim ke Aceh, mau ada buat video iklan layanan masyarakat gitu ,” kata Fia pada ngopibareng.id, Senin 8 April 2019.
Selain itu, organisasi Sejauh Mata Memandang juga ingin meminjam bungkus plastik itu disertakan dalam pameran sampah plastik di Jakarta akhir bulan April. Tujuannya, agar semakin banyak orang yang peduli pada lingkungan dan menyadari bahwa sampah plastik memang tidak mudah terurai.
Fia pun tidak menyangka kalau postingannya mendapat respon positif dari berbagai pihak.
“Awalnya posting ya kayak ngetweet biasa aja mas. Bila direply sama mutuals ya syukur. Eh tapi malah viral,” terangnya.
Memungut sampah plastik di pantai sebenarnya bukan hal baru bagi Fia. Di sela-sela agenda pengambilan sampel sendimen dan air untuk keperluan penelitian, dia menyempatkan diri untuk memungut sampah plastik dan membuangnya ke tong sampah.
Tapi, bungkus plastik Indomie bertuliskan “Dirgahayu indonesia ke-55” yang masih utuh menarik perhatiannya. Fia kemudian meminta temannya untuk mendokumentasikan sampah tersebut.
Sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dia menyadari kalau sampah plastik buruk bagi ekosistem laut. Menurutnya, sampah plastik juga dapat tertelan oleh biota laut sehingga terjadi penumpukan di lambung dan susah dicerna.
“Intinya sih plastik yang masuk ke laut dan jadi sampah laut sangat merugikan ekosistem. Bahkan parahnya kalo plastik sudah terurai menjadi ukuran kecil resiko masuk ke ikan bisa lebih tinggi dan lagi, manusia bisa kena imbasnya. Apa yang kita tanam pasti hasilnya akan balik lagi ke kita termasuk kalo kita mengotori lingkungan pasti nanti yang terkena dampak ya kita juga,” ujar perempuan yang sedang sibuk skripsi ini. (fjr)
Advertisement